Ida Pandita Mpu Natha Jaya Kusuma

Setiap insan Hyang Widhi yang diberikan kesempatan untuk memperbaiki karma-karmanya, diberikan garis kehidupan sesuai karmanya juga. Sementara itu, sulinggih yang satu ini, juga diberikan perjalanan hidup yang berkelok-kelok bagaikan aliran sungai menuju samudera. Lebih-lebih hidup dalam keluarga besar dengan kondisi ekonomi yang boleh dikatakan serba kekurangan..

Candi Penataran di Desa Panataran, Nglegok, Blitar, Jatim, "Jejak Peninggalan Hindu Majapahit"

Candi Panataran adalah sebuah candi berlatar belakang Hindu (Siwaitis) yang mulai dibangun dari kerajaan Kediri dan dipergunakan sampai dengan kerajaan Majapahit. Candi Penataran terdiri atas beberapa gugusan, sehingga lebih tepat kalau disebut kompleks percandian yang melambangkan penataan pemerintahan kerajaan-kerajaan yang ada di Jawa Timur..

Keris Bali Bersejarah, "Ki Tunjung Tutur

Menurut kepercayaan masyarakat di Jawa, keris dapur marak dipercaya memiliki tuah untuk mendukung loyalitas dan kesetiaan terhadap pemimpin, menambah wibawa dan karisma pemiliknya. Keris ini cocok dan sesuai dipergunakan oleh para pegawai atau pamong praja. .

Pura Luhur Pucak Bukit Sangkur, Baturiti, Tabanan, "Genah Metapa, Mohon Jabatan""

Pura Luhur Pucak Bukit Sangkur merupakan kawasan tapa wana, dilestarikan sehingga tidak ada bangunan lain di lokasi ini kecuali terkait dengan pemujaan. Lokasi pura ini dulunya dikenal dengan tempat pertapaan Resi Segening. Seringkali orang datang memohon jabatan ataupun taksu sebagai pemimpin..

Parade Gong Kebyar Wanita Bius Penonton

Parade gong kebyar wanita antara duta Kabupaten Badung dan duta Kabupaten Tabanan pada (23/06) lalu di Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-33 mendapat sambutan meriah, karena penampilannya menjadi primadona aktivitas seni tahunan ini. Duta Kabupaten Badung diwakili oleh Sekaa Gong Dharma Kanti Desa Adat Sobangan, Kabupaten Badung dan Kabupaten Badung diwakili oleh Sekaa Gong Desa Adat Tunjuk, Kabupaten Tabanan. Seperti apa meriahnya parade gong kebyar ini, berikut liputannya..

Selasa, 26 April 2011

Mutiara Kebahagiaan, "Kepemimpinan Tidak Serius Beragama"

Sebagai orang Indonesia, semua orang menyatakan diri beragama. Apalagi para pemimpin kita. Presiden Amerika Bill Clinton pernah datang ke Indonesia. Ada orang bertanya kepadantya apa pendapatnya tentang orang-orang Indonesia. Beliau berpendapat bahwa orang-orang Indonesia baik-baik saja, tapi dalam KTPnya hendaknya jangan diisi agama. Ya kita semua tahu kita beragama tapi kita tak pernah mau membaca dan menerapkan kitab suci dengan baik. Agama tidak menjadi kebutuhan primer. Suatu ketika ada orang barat berkata pada teman saya “Kamu bilang dirimu beragama tapi kamu rakus”. Ini diajarkan oleh pengaruh lingkungan kepemimpinan yang buruk yang malah korupsi. Kepemimpinan yang materialistis semenjak kemerdekaan dicapai membuat hidup saling mengkritik yang tak ada ujung pangkalnya. UUD 1945 mengatakan Indonesia merdeka atas rahmat Allah, Tuhan Yang Maha Esa tapi Komunis atau Ateis merajalela. Tahun 1965 Indonesia menumpas Atheis tapi akhirnya berkembang melalui keuangan yang masa kuasa dan orde baru melarang orang belajar Veda atau Hare Krsna. Fenomena ini sangat berbeda dengan orang barat yang sportif, mereka mengatakan “Saya tidak beragama tapi saya percaya Tuhan”.

Dharmayatra Ashram Sari Taman Beji di Sejumlah Tempat di Jawa Timur


Sudah menjadi program Ashram, di mana di setiap Dharmayatra, sebelum melaksanakan panglukatan dan setelah mandi pimpinan Ashram Sari Taman Beji Pinandita Drs. Ketut Pasek Swastika selalu mengajak dan bahkan mewajibkan para peserta untuk membuang salah satu pakaian yang diikhlaskan ke sungai/tempat lain, sebagai bentuk membuang mala atau kekotoran lahir dan bhatin.

Ida Bagus Gede Suparta, "Penyembuh Alternatif Lewat Tenaga Dalam dan Air Putih"


Layaknya air yang mengalir tiada tahu ke mana arahnya, hanya mengalir dan mengikuti kelokan sungai. Demikian perjalanan spiritual Ida Bagus Gede Suparta mengikuti suratan Hyang Widhi hanya tetap berusaha melakukan yang terbaik semampunya. Profesi sebagai karyawan hotel tidak mengurungkan niatnya membantu sesama yang dalam kesusahan dan kesakitan. Seperti apa perjalanan putra sulung Ida Pedanda Gede Telaga, asal Griya Gede Telaga, Sanur? Berikut liputannya.

Hari Raya Nyepi

Hari Raya Nyepi adalah salah satu haru raya Hindu sebagai upacara perayaan Tahun Baru Saka yang dirayakan oleh umat Hindu di Indonesia secara khusus melalui pelaksanaan Catur Brata Penyepian, yaitu : Amati Agni, Amati Karya, Amati Lalanguan, Amati Lalungan.

Aji Kamoksan Wrhaspati Tattwa (34) Samadhi Yoga (13), "Spritual Pemakan Mayat"


Dahulu pernah disiarkan oleh beberapa stasiun televisi, ada orang-orang menuntut ilmu kesaktian dengan cara memakan bagian-bagian tubuh mayat. Ada juga yang memperkosa perawan hingga puluhan kali. Tujuannya adalah agar memiliki kesaktian, atau agar kesaktiannya meningkat. Agar bisa menghilang sehingga gampang  mencuri dan menguras harta orang lain. Agar ilmu perdukunannya makin hebat. Kenapa ada sebagian di antara kita melakukan tindakan-tindakan yang tidak masuk akal dan bertentangan dengan ajaran agama?

Mengenal Aneka Tarikh dalam Penyusunan Kalender Bali

Setiap menjelang pergantian tahun, khususnya bagi umat Hindu di Bali, kalender menjadi suatu kebutuhan, karena semua aktivitas hidup sehari–hari sekala (dunia yata) dan niskala (upacara agama) selalu berpedoman pada kalender Bali. 

Menyingkap Keunikan Pura Pucak Sakti Bukih, Kintamani


Nuansa mistis Pura Pucak Sakti Bukih yang ada di Kintamani menjadi tambah mistis dengan tidak adanya panyengker langsung. Yang ada hanyalah hamparan pohon-pohon hutan dan bojog (kera-red) berwarna coklat dengan ciri khas majambul. Yang dipercara sebagai bura-buri oleh krama setempat. Bagaimanakah keunikannya? Berikut ulasan singkatnya!!!

Ida Rsi Arimbawa Puja Segara, "Temukan Sarana Penetralisir Jro Ketut di Sawah"

Ini berita penting bagi petani yang sudah bosan menggunakan berbagai cara dalam mengusir jro ketut yang rupanya semakin bandel. Kini Ida Rsi Arimbawa Puja Segara, justru menemukan cara jitu menjinakkan jro ketut dengan sarana sederhana. Hasilnya, sudah banyak petani yang membuktikannya. Mau tahu? Baca sampai habis di bawah ini!!!!

Pura Luhur Jagasatru, Munduk Kembang Pacah, Penebel (2-habis), "Persembunyian Pusaka Batukaru"


Lebih jauh lagi Kak Mangku Agung menjelaskan bahwa Pura Luhur Muncaksari memiliki hubungan yang sangat erat dengan Pura Luhur Muncaksari. Salah satunya dibuktikan dengan adanya pelinggih pesimpangan Pura Luhur Jagasatru di Pelinggih Saren Kangin atau Pelinggih Saren Loji Pura Luhur Muncaksari.

Gusti Ngurah Griya Rejasa Kelian Dinas Dangin Carik, Dajan Peken-Tabanan

Pasca bom Bali I, masyarakat Bali sempat “dihangatkan” dengan wacana memperketat masuknya warga pendatang. Hal ini sebagai imbas kemarahan krama Bali terhadap ulah bejat para teroris yang meledakkan salah satu jantung pariwisata Bali. Muncullah kemudian Kartu Identitas Penduduk Pendatang (Kipem). Bukan itu saja, aksi sweepingpun menjadi salah satu agenda rutin prajuru banjar yang dibantu dengan petugas pecalang untuk mengamankan wilayah banjarnya masing-masing.

Mengenal Masyarakat Tengger (12), "Sesanti Acuan Pembentukan Sikap"


Kehidupan masyarakat Tengger sangat dekat dengan keagamaan dan adat- istiadat yang telah diwariskan oleh nenek moyangnya secara turun-temurun. Seperti telah dijelaskan pada uraian tentang agama dan kepercayaan, isi ajaran yang dianut sangat dekat dengan agama Hindu bercampur Budha dan adat istiadat setempat.

Keris Bali Bersejarah (5), "Keris Ki Walung Singkal"


Keris bersejarah dari Desa Taro, Tegalalang, Gianyar tersebut oleh ahli warisnya Made Sudana dan Made Pada, atas kesepakatan keluarga pewaris Keris Ki Walung Singkal, pada 7 Agustus 2008 dimaskawinkan kepada Pande Wayan Suteja Neka untuk dikoleksi/dilestarikan di ruang keris Neka Art Museum. Keris tersebut menjadi salah satu bagian koleksi dengan latar belakang sejarah yang sangat penting bagi masyarakat Bali.

Mutiara Kebahagiaan, " Pemimpin Ideal"

Bali mestinya dipimpin oleh seorang wiku atau rajarsi. Pemimpin Bali ke depan mestinya di samping pintar berorganisasi, hendaknya juga ahli atau cerdas dalam bidang spiritual. Bali pulau seribu pura yang diwarisi oleh leluhur kita hendaknya menjadi tanggung jawab utama para pemimpin kita. Pura itu hulu, tempat kita mendapatkan tujuan hidup sebagai manusia akan tetapi pemimpin selama ini bergaya hidup sudra. Pengaruh pemimpin yang memuaskan indera-indera yang bersifat mementingkan diri sendiri telah merusak alam Bali. Konsep Tri Hita Karana hanyalah pemanis bibir di kalangan pemimpin kita selama ini. Kita perlu pemimpin yang jnana wijnana, tahu sastra, dan mempraktekannya, satya wacana. Siapapun penganut Veda sangat menginginkan lahir dalam pemerintahan Sri Rama dan Yudistira. Janganlah jadi pemimpin kalau tidak mampu menghentikan kelahiran kembali atau reinkarnasi para warga negaranya. Karena masalah reinkarnasi atau punarbhawa atau kelahiran kembali adalah masalah kebutuhan primer kita yang sebenarnya. Inilah proyek visi dan misi yang hakiki bagi seorang pemimpin yang sejati menghantarkan rakyatnya pulang ke kerajaan Tuhan Sri Krsna.

Telusur Perjalanan GA. Putu Mulya Ekayanti Sidemen, S.H


Setiap manusia memiliki perjalanan hidup yang ditentukan karma-karmanya sendiri. Hanya saja tanpa disadari, perubahan hidup pun tidak disadari, dan bila ditolak masalah akan menjadi rumit. Seperti dialami Gusti Ayu Putu Mulya Ekayanti Sidemen, S.H, yang rencananya menjadi pegiat bisnis yang sukses justru berubah drastis ke jalan ngiringan Ida Bhatara. Bagaimana perjalanannya? Ikuti selengkapnya.

Upacara Adat Unik yang Khas Indonesia

Masing-masing daerah Indonesia mempunyai upacara adat yang beragam dan juga unik. Inilah sebagian upacara adat yang unik dan khas dari Indonesia tercinta.

1.Ritual Tiwah
Ritual Tiwah yaitu prosesi menghantarkan roh leluhur sanak saudara yang telah meninggal dunia ke alam baka dengan cara menyucikan dan memindahkan sisa jasad dari liang kubur menuju sebuah tempat yang bernama sandung. Ritual Tiwah dijadikan objek wisata karen unik dan khas banyak para wisatawan mancanegara tertarik pada upacara ini yang hanya di lakukan oleh warga Dayak Kalteng

Upacara Manusa Yadnya (3-habis), "Mantra Bajang Colong"

Mantram Bajang Colong “Om Sang Korsika, Sang Garga, Sang Metri, Sang Kurusia, Sang Pratenjala, imalipa-imalipi, mukadi bapa bajang, bajang toya, bajang lenga, bajang dodot, bajang tember, bajang deleg, bajang be julit, bajang sapi, bajang kebo, bajang papah, wmah sakwening ingaranan sarwa bajang-bajang susila, si bajang weking, iki tadah sajinira dena becik, manawi wonten kekiranganipun, iki pipis satak pitu likur, benang atukel nggena tuku ring pasar agung, apan kita agawe ala aya, mangkin ulun aminta sih nugraha, ring kita sadaya turuman atmaning rare raga waluman nira manika, aja sira munah manih, wastu pukulun sida rahayu, seger oger urip waras embanen rahina wengi. Om Sidhi rastu ya namah swaha. Om Sang Korsika, Sang Garga, Sang Metri, Sang Kurusia, Sang Pratanjala, Sang Malipa, Sang Malipi, pinaka bapa bajang, sakwehing araning bajang, yang wus sira amukti pamuliha sira kade sanira sawang-sawang. Om syah, syah, syah poma. ”. 

Aji Kamoksan Wrhaspati Tattwa (33) Samadhi Yoga (12), "Generasi Rajas"

Pada saat seseorang melakukan Samadhi, setiap bentuk getaran maupun goyangan tubuh yang dirasakannya adalah pertanda  pelaku Samadhi sedang memasuki  Samadhi Rajas. Kalau banyak guru meditasi  memiliki pengetahuan Samadhi yang tidak benar, menganggap Samadhi Rajas yang terbaik, tentu generasi masa depan yang terbentuk adalah Generasi Rajas. Generasi yang mau menang sendiri. Generasi yang membudayakan kekerasan dalam  menyelesaikan masalah.

Ida Rsi Agung Oka Dwija (3-habis), "Penghargaan Bidang Seni"


Seni ukir yang dipelajari secara otodidak ternyata membawa manfaat serta pengaruh besar bagi perkembangan ukiran Belayu hingga kini. Ida Rsi Agung Oka Dwija senantiasa bijak menggunakan kesempatan untuk terus berkarya dan mengembangkan dunia seni. Seperti pengalaman ketika memasarkan hasil ukiran, Ida mendapat kesempatan lain untuk mengembangkan sendratari.

Topeng Bali Diperkenalkan di Yunani


Pengenalan terhadap tari Topeng Bali, latar belakang budaya di balik tarian merupakan salah satu tema utama seminar tari Topeng Bali dalam rangkaian Festival Teater Asia yang diselenggarakan di kota Thessaloniki, ujar Sekretaris Pertama Jani Sasanti dalam keterangannya.

Mengenal Masyarakat Tengger (11), "Ritual Entas-entas"


Upacara Entas-entas secara khusus dilaksanakan untuk menyucikan atman (roh) orang yang telah meninggal dunia, yaitu pada hari yang ke-1000. Akan tetapi, pelaksanaannya sering diadakan sebelüm hari ke-1000 untuk meringkas upacara-upacara kematian itu.

Keris Bali Bersejarah (4), "Keris Ki Pijetan (2-habis)"


Keris Ki Pijetan tidak hanya merupakan hasil karya para mpu di zaman dulu, namun bagi kalangan penggemar atau kolektor, keris ini memiliki berbagai tuah, salah satunya untuk kewibawaan. Di satu sisi, keris ini juga dipandang dari bilahnya, warangka, pamor yang semuanya mempunyai kekuatan tersendiri.

Menguak Kisah Ngiring Jro Tapakan Sari Mekalihan (2-habis), "gembus Pangleakan, Sempat Diserang Bom Niskala"


Berbagai cobaan sempat dialami oleh kedua tapakan. Bahkan sempat ada bom niskala meledak di rumahnya. Selain itu balian-balian juga kerap datang berobat sambil mencoba kekuatan Ida Bhatara namun tidak berhasil.

Aji Kamoksan Wrhaspati Tattwa (32) Samadhi Yoga (11), "Petapan Beduda"


“Beduda” adalah kumbang yang biasa hidup di dalam gundukan kotoran sapi atau kerbau. Setelah hidup sekian lama di dalam kotoran, Beduda akan terbang mengembara ke sana ke mari. Betapapun tinggi terbangnya, betapapun jauh jarak yang ditempuhnya, akhirnya dia akan turun ke tanah dan kembali masuk ke dalam kotoran sapi. Inilah yang disebut penulis sebagai “Petapan Beduda” atau “Petapan Kumbang Tahi”.


Hal paling umum yang menjatuhkan seseorang penyembuh (dukun atau balian) adalah nafsu seksual. Kemampuannya menyembuhkan penyakit menyebabkan banyak orang minta pertolongannya. Kemampuan pengobatannya  suatu ketika akan mendatangkan madu kenikmatan. Madu itu datang berwujud sebagai seorang pasien wanita yang muda, cantik, dan seksi. Seorang penyembuh tidak boleh merasa tertarik  kepada kecantikan tubuh seorang pasien. Dia hanya boleh tertarik terhadap penyakit pasien tersebut.
Bila dia tergoda dengan kecantikan tubuh pasien, dia bisa saja mengatakan bahwa untuk menyembuhkan penyakit obatnya harus dimasukkan melalui persetubuhan. Karena keinginan si-pasien untuk sembuh begitu besar, ditambah dengan kepercayaannya kepada sang penyembuh begitu tebal, maka si-pasien akan menyetujui proses pengobatan nyeleneh tersebut, sehingga terjadilah hubungan badan.
Kalau hal di atas terjadi satu atau dua kali saja, masih ada kata maaf bagi sang penyembuh.
Artinya, kalau dia cepat sadar dan bertobat, dia tidak akan mengalami kejatuhan yang fatal. Umumnya, setelah sukses melakukan satu atau dua kali pelanggaran seksual sang penyembuh akan mengalami musibah. Mungkin dia atau anak dan istrinya mengalami tabrakan ringan. Mungkin menderita sakit yang lumayan berat.
Mungkin bisnisnya mendapat masalah. Kalau sang penyembuh cepat sadar, bahwa musibah itu adalah sebuah peringatan “Niskala” atas kelakuan buruknya dan dia sadar dan bertobat serta bertekad memperbaiki  diri, maka  nasibnya masih bisa tertolong. Mungkin mereka mengalami kemunduran atau kesialan beberapa lama. Tetapi dengan usaha yang keras untuk memperbaiki diri, menyucikan kembali spiritualnya, maka dia akan bisa bangkit kembali.
Tetapi, kalau sang penyembuh tidak peka terhadap kejadian-kejadian yang dialaminya, tidak peka terhadap peringatan “Niskala” yang diterimanya, maka dia akan terus melakukan perbuatan dosa, melakukan pelecehan seksual terhadap pasien wanitanya. Dia merasa perbuatannya itu tidak berdampak buruk terhadap dirinya. Kalau demikian keadaannya, suatu saat ketika dosa-dosanya sudah menumpuk, maka kehancuran akan datang. Bisa saja dia dilaporkan ke polisi dan dipenjara dengan tuduhan  mencabuli pasien. Atau mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kelumpuhan total atau bahkan kematian. Bisa juga usahanya bangkrut dan dia menjadi melarat.

Untuk informasi selengkapnya, silahkan memesan tabloid ini.  Terima kasih.

Polah-Palih Membangun Sanggah, "Manut Sastra, sing Dadi Ngawag"

Krama Bali yang menganut ajaran Hindu, rasanya belum lengkap tanpa ada bangunan sanggah. Begitulah keyakinan krama Bali sampai sekarang. Dan membangun sanggah tidak boleh sembarangan dalam arti harus mengikuti polah-palih sastra yang ada dan disesuaikan dengan kondisi keluarga dan zamannya.

Misteri Trek-trekan di Seputaran Puputan Margarana, Niti Mandala, " Penampakan Wanita Berambut Panjang Pertanda Maut"


Bagi warga terutama yang masih berjiwa muda, jangan sia-siakan hidup di mercapada dengan perilaku ugal-ugalan atau melakukan atraksi trek-trekan di jalan raya. Kalau berani bandel, maka resikonya nyawa. Lebih-lebih atraksi ugal-ugalan itu dilakukan di seputaran Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala, Denpasar. Konon, kalau ada penampakan wanita cantik, diyakini pertanda maut. Anda percaya???

Pura Dalem Rangkan, Kuwum, Marga (2-habis), "Bau Cepaka Putih, Cihna Ida Sasuhunan Ledang"


Panyungsung Pura Dalem Rangkan sangat menyakini kemurahan hati (pasuecan) Ida Sasuhunan. Beliau diyakini selalu menyertai masyarakat Kuwum dimanapun berada bahkan lintas pulau. Ini ditandai dengan bau harum (wangi bunga cempaka) yang kadang tercium di sela-sela kesibukan panjak Ida Bhatara bekerja, asalkan bhakti pada Ida Sasuhunan maka Beliau selalu menyertai.

Keris Bali Bersejarah (3), "Keris Ki Pijetan (1)"


Cerita pembuatan keris dengan cara dipijat-pijat terdapat di hampir seluruh wilayah Nusantara yang memiliki kebudayaan keris. Di Bali khususnya, cerita pembuatan keris dengan cara dipijit terdapat dalam babad Brahmana Pande. Dalam babad tersebut diceritakan, seorang mpu sakti Mpu Brahma Raja membuat pusaka dengan hanya dipijat-pijat dengan menggunakan tangan dan dipanasi hanya dengan ditiup untuk upacara srada yang diselenggarakan oleh Raja Majapahit.

Menguak Kisah Ngiring Jro Tapakan Sari Mekalihan (1), "Awalnya Maburuh, Katitih Jadi Permas 118 Sasuhunan"


Jro Tapakan Sari ngiringan 118 Sasuhunan namun pokoknya ada lima. Di mana selain ngelarang pangusadan juga membantu krama setiap saat (tanpa pantangan hari). Di sini dilarang nunas brerong, panglantih, dan pangeger. Yang ada hanya untuk kebaikan salah satu contohnya untuk rujukan keluarga. Bagaimana kisahnya ?

Upacara Manusa Yadnya (1), "Magedong-gedongan"


Manusa Yadnya adalah upacara suci atau pengorbanan suci demi kesempurnaan hidup manusia. Di dalam pelaksanaan upacara Manusa Yadnya masalah tempat, keadaan, dan waktu sangat penting. Secara umum upacara itu dilaksanakan pada saat anak mengalami masa peralihan. Sebab ada anggapan  pada saat-saat itulah anak dalam keadaan kritis, sehingga perlu diupacarai atau diselamati.

Aji Kamoksan Wrhaspati Tattwa (31) Samadhiyoga (10), "Teori Lebah Madu"


Seseorang yang memiliki spiritual satwam, wajib selalu melakukan pengendalian diri dan hidup dalam kesucian. Kalau tidak demikian, dia cenderung mengalami nasib seperti seekor lebah madu. Akan mati akibat madu kenikmatan yang diciptakannya sendiri.

Pancing gairah bercinta dengan 5 makanan ini


Banyak hal dilakukan agar kehidupan seksual bersama pasangan tetap hangat. Pasangan biasanya menciptakan suasana romantis, berolahraga agar tetap bugar hingga menjaga penampilan tetap menarik. Namun, gairah juga bisa diperoleh dari asupan makanan yang tepat.  Makanan tertentu terbukti membuat aliran darah lancar dan melangsingkan tubuh yang berefek pada intensitas seks lebih sering. Berikut beberapa jenis makanan super yang mendongkrak hasrat seksual seperti dikutip dari Shine.

Lolongan Anjing di Siang Bolong, "Lepas Kepergian Ketut Rai Muliana ke Setra"


Kepergian Ketut Rai Muliana yang upacara penguburannya dimasalahkan, ternyata disertai keunikan yang tidak bisa dikaji dengan akal sehat. Detik-detik ritualnya, tepatnya mau meninggalkan bale dangin (bale kembar) menuju setra, tiba-tiba anjing bersuara lantang dan beberapa yang ribut. Konon suara lolongan anjing tersebut membawa makna yang tersembunyi. Apa makna lolongan anjing tersebut?

Pura Dalem Rangkan, Kuwum, Marga, "Wangsit Pura Dalem Wisesa"


Sejarah mencatat, Pura Dalem Rangkan merupakan peninggalan Raja Mengwi yang selanjutnya diserahkan kepada Belayu untuk dipelihara. Pura ini merupakan saksi kebesaran Hyang Widhi menjawab yasa tulus dari leluhur Raja Mengwi untuk mengalahkan Panca Baya ketika merabas hutan untuk membuat wewidangan. Pura Dalem Rangkan berasal dari kata Urangka (saung) keris.

Peduli Seniman Lukis, Marjana “Galerikan” Dirinya


Kawasan Ubud dikenal sebagai obyek wisata yang sangat diminati kalangan wisatawan. Di kawasan ini juga dikenal sebagai tempat yang banyak melahirkan seniman-seniman lukis yang karya-karyanya telah merambah dunia internasional. Mengingat karya-karya pelukis kelahiran sekitar Ubud dikenal sangat indah, memuat makna-makna filosofis dan dikerjakan dengan spirit penyerahan diri. Sehingga, karya-karya yang terlahir menjadi hidup, berjiwa dan tentunya mengagumkan bagi kalangan penikmatnya.

Mengenal Masyarakat Tengger (9), "Dukun Berperan Strategis"


Secara resmi sejak tahun 1973 masuklah agama Hindu Dharma di wilayah Tengger, dan salam agama Hindu Om Swastyastu.

Dewasa ini telah diajarkan keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa seperti tersebut berikut ini, yaitu : Panca Sradha.
1) Percaya kepada Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan pencipta alam.
2) Percaya adanya Atma (n) yaitu roh leluhur atau rohnya sendiri.
3) Percaya adanya karmapala, yaitu hukum sebab-akibat. Kepercayaan pada karma pala ini merupakan inti ajaran agama Hindu maupun agama Budha, semua perbuatan manusia itu pasti terikat pada hukum sebab-akibat. Setiap perbuatan pasti ada akibatnya, yang akan dialami oleh manusia baik sekarang maupun pada hidup yang akan datang.

4) Percaya pada punarbawa (reinkarnasi). Kepercayaan ini adalah dan agama Hindu dan Budha, bahwa manusia itu terikat pada hukum hidup berkali-kali sesuai dengandharma hidup sebelumnya.
5) Percaya pada moksa (sirna), yaitu apabila manusia telah mencapai moksa tidak akan terikat kembali pada punarbawa. Mereka akan berada pada tempat kedamaian abadi.
Dukun merupakan pimpinan masyarakat yang berperan memimpin upacara keagamaan. Kedudukan dukun lebih tinggi daripada modin dalam agama Islam, namun lebih rendah dari sulinggih dalam masyarakat Bali. Di Tengger dahulu ada 36 orang dukun. Satu di antaranya menjadi kepala dukun pandita yang memberi arahan serta petunjuk atau nasihat bagi para dukun lainnya.
Dukun dipilih melalui musyawarah desa, diseleksi melalui ujian, serta diangkat oleh pemerintah. Dukun berfungsi memimpin upacara keagamaan dan dibantu oleh legen. Pada waktu memimpin upacara keagamaan, dukun mengenakan baju antrakusuma atau rasukan dukun dengan ikat kepala dan selempang, serta dilengkapi dengan alat-alat upacara seperti : prasen, genta, dan talam.
Syarat menjadi dukun antara lain adalah : (1) berkemampuan, tekun, mampu menggali legenda, memiliki kedalaman ilmu, dan bertempat tinggal dekat dengan lokasi; (2) disetujui oleh masyarakat melalui musyawarah; dan (3) diangkat oleh pemerintah.
Untuk memperkuat karisma dan wibawa, seorang dukun diwajibkan menjalankan laku tertentu. Pada setiap bulan ketujuh dukun diharuskan melakukan mutih, yaitu selama satu bulan tidak makan garam, gula, dan tidak kumpul dengan istri. Kerja sehari-hari tetap dilaksanakan, hanya dibatasi waktunya supaya tidak terlalu lelah. Laku mutih ini diibaratkan sebagai pengasah kemampuan batiniah yang bersifat spiritual. Diibaratkan seperti pisau, untuk menjadi tajam harus diasah. Laku mutih ini bukan untuk setiap orang, dalam arti bahwa orang-orang yang bukan dukun tidak harus melakukannya.
Untuk dapat menjadi dukun diharuskan menguasai adat dan mantra-mantra yang dibaca atau diucapkan pada berbagai upacara adat. Pada umumnya dipandang seseorang bisa menjadi dukun setelah mencapai umur 40 tahun dan menguasai adat serta berbagai mantranya. Mantra-mantra tersebut dulu diwariskan secara lisan, akan tetapi sekarang di samping lisan diusahakan melalui tulisan. (*)

Keris Bali Bersejarah (2), "Hadir dalam Konsep Spiritual dan Magis"


Keris hadir bukan secara tiba-tiba, namun berkembang secara perlahan hingga menjadi identitas masyarakat pendukungnya. Keris hadir dalam lingkup masyarakatnya secara luas sehingga bukan menjadi milik dari satu kelas masyarakat tertentu. Keris hadir dalam konsep ”kosmos” yang tidak dapat dibatasi  oleh spesialisasi apapun, namun hadir secara utuh konsep spiritual dan magis.

Mutiara Kebahagiaan, "Memiliki Hati Masyarakat"

Kini kita telah merdeka. Biasanya kita tak menyadari kemerdekaan yang hakiki tentu saja maksudnya adalah merdeka dari Sad Ripu (enam musuh dalam diri), sehingga kita mendapatkan sifat murni sang roh yang penuh bahagia, penuh pengetahuan dan kekal. Dalam hal ini para pahlawan telah berhasil memerangi musuh dalam dirinya dan beryajna sang diri sebagai persembahan. Para pahlawan telah menang membela kebenaran. Dan telah berhasil memiliki hati masyarakat, mereka adalah orang terkaya karena berhasil memerangi Sad Ripu memiliki hati masyarakat. 

Suasana Tegang Upacara Penguburan Rai Muliawan di Setra Dharmasanmata


Sampai kapan prahara adat ini berlangsung di Gianyar dan daerah sekitarnya? Semua pihak sejatinya sangat menyayangkan kisruh ini. Lebih-lebih pejabat di Pemkab. Gianyar, sudah sangat sering disuguhi masalah kasus bernuansa adat yang sejatinya tidak sepenuhnya kasus adat. Begitu juga penguburan Rai Muliana ternyata salah satu bagian dari fenomena kasus adat yang menjadi bagian dari pencitraan desa pakraman yang identik dengan masalah di dalamnya (adat).

Menengok Kisah Tukang Uwut I Made Genep (2-habis)


Meski sejak pagi pasien terus berdatangan, namun sedikit pun tak terlihat  lelah, melainkan tetap tegar dan bersemangat. Belum banyak TBA mengorek informasi, obrolan di pagi yang cerah itu terpaksa dihentikan sejenak, karena seorang pasien datang dan harus segera mendapat penanganan.

Insiden Mengerikan Saat Festival Hindu di India


Insiden mematikan mewarnai perjalanan pulang para peziarah usai menghadiri festival tahunan Hindu di Kota Kochi, negara bagian Kerala, India. Sedikitnya 104 orang tewas dan 70 lainnya terluka akibat terlindas atau terinjak-injak ribuan orang yang panik di hutan pegunungan India selatan.

Ida Rsi Agung Oka Dwija

Fenomena hamil di luar nikah, maupun aborsi seakan menjadi hal biasa belakangan ini. Menggugurkan kandungan (makuret) kadang dilakukan tanpa alasan tepat, disadari atau tidak memberi pengaruh sekala dan niskala bagi orang bersangkutan dan jiwa yang dibuang. Tidak ada upacara yang mampu menebus dosa bagi pelaku makuret yang dengan sengaja membunuh calon kehidupan. Balasannya setimpal dengan karmanya!!

Keberuntungan Rumah Anda Tahun 2011


Praktek feng shui rumah banyak memberi solusi agar manusia mempunyai nasib LEBIH baik dan mengurangi nasib buruk. Seorang praktisi feng shui yang serius akan lebih banyak mengalami masa-masa menyenangkan. Naik turun ada tetapi tidak pernah benar-benar turun atau buruk, sebab pada saat ramalan baik telah diaktifasi agar beruntung dan pada saat keadaan buruk pengobatan feng shui rumah dipraktekkan hingga keadaan tidak menjadi benar-benar buruk.

Sasananing Tukang Banten (26-habis), "Eteh-eteh Padudusan"

Merupakan peningkatan  dari Eteh-Eteh Panglukatan, oleh sebab itu semua peralatan dan sarana upakara yang digunakan pada Eteh-Eteh Panglukatan tetap dipakai dan ditambahkan dengan beberapa perlengkapan lainnya, sesuai dengan tingkatannya. Eteh-Eteh Padudusan juga sering dinamakan Banten Padudusan yang jenisnya ada dua macam, yakni Padudusan Alit dan Padudusan Agung.


Aji Kamoksan Wrhaspati Tattwa (30) Samadhiyoga (9), "Teori Kepongpong"

Seekor ulat, dengan cara diam dan diam akan berubah menjadi kepongpong. Selanjutnya dengan cara yang sama, kepongpong akan berubah menjadi kupu-kupu. Jadi, ulat yang semula wujudnya “Jelek” dan jalannya melata, dengan cara diam dan diam akan berubah menjadi kupu-kupu yang cantik, indah dan mampu terbang ke sana-ke mari mencari bunga.

Ketika Bupati Bertemu Gubernur Bahas Bhisama Radius Kesucian Pura

Pertemuan untuk membahas radius kesucian pura di wantilan Jaya Sabha hasilnya bukannya memuaskan. Namun, keinginan untuk mufakat tidak terjadi dengan adanya kengototan dan keluh kesah dari berbagai kalangan akibat ketidakhadiran sejumlah Bupati dan Walikota. Bahkan salah satu sulinggih dari PHDI mengaku pernah diperlakukan tidak manusiawi terkait pembahasan rancangan RTRW

Tanda-tanda Zaman Kali dalam Wisnu Purana

Bagi umat Hindu, zaman kaliyuga sudah biasa terdengar dan tak asing lagi di telinga. Karena dari duduk di bangku sekolah dasar, sudah diajarkan pembagian zaman yang terdiri dari Satya Yuga, Treta Yuga, Dwapara Yuga dan kali yuga. Sekarang ini sedang memasuki zaman kaliyuga istilah di masyarakat yaitu kiamat.

Senin, 25 April 2011

Di Balik Keberanian Keluarga Ketut Pasma Hadapi Adat

25 Desember 2010 merupakan rentang waktu suci di mana untuk di Desa Metra, Tembuku Bangli tidak diperkenankan melaksanakan pangabenan. Namun dengan melaksanakan upacara Agnihotra dikatakan tidak menyalahi adat dan itupun dilaksanakan. Dan bagaimanakah kisah sebenarnya ikuti penelusuran TBA berikut ini.

Reporter & Foto : Budikrista

Pura Dalem Rangkan, di Kuwum, Marga

Sejarah mencatat, Pura Dalem Rangkan merupakan peninggalan Raja Mengwi yang selanjutnya diserahkan kepada Belayu untuk dipelihara. Pura ini merupakan saksi kebesaran Hyang Widhi menjawab yasa tulus dari leluhur Raja Mengwi untuk mengalahkan Panca Baya ketika merabas hutan untuk membuat wewidangan. Pura Dalem Rangkan berasal dari kata Urangka (saung) keris.


Reporter & Foto : Ida Ayu Made Sadnyari  

Kenangan Hidup Made Sudjana di Masa Kecil Bersama, "Ibu Madagang Kayu Api dan Dagdag"

Usianya bisa dikatakan sudah senja, yakni menjelang 64 tahun. Namun, di usianya yang berkepala enam, sosok yang satu ini tiada henti berkarya untuk mengisi hari tuanya. Figur bernama lengkap Drs. Made Sudjana, SH.,MM.,MBA, adalah putra kelahiran Banjar Sanggulan, Kediri-Tabanan. Ditemui di kediamannya, anak  kedua dari tiga bersaudara pasangan Mangku Resi (alm) dengan Men Resi (alm) ini kepada Tabloid Bali Aga menceritakan, kisah perjalanan hidupnya yang lucu, menggelitik dan inspiratif.

Koresponden & Foto : Arda

Mengenal Masyarakat Tengger, "Agama, Adat dan Kepercayaan "

Adat kepercayaan masyarakat Tengger tercermin pada cerita rakyat di kalangan masyarakat itu, berupa legenda yang berkaitan dengan Gunung Bromo dan Semeru. Kedua tempat mi dianggap sebagai tempat suci dalam melaksanakan upacara keagamaan. Tempat suci yang utama adalah pada Segara Wedhi (lautan pasir).

Keris Bali Bersejarah (1), " Penghargaan Jejeneng Mpu Keris"

Dunia perkerisan kini semakin bangkit dan diminati dunia, bahkan sudah mendapat pengakuan dari dunia internasional. Seiring dengan dunia perkerisan, salah satu peminat berat tentang keris mendapat kehormatan sebagai Jejeneng Mpu Keris, karena peduli keris dengan melestarikannya di dalam sebuah museum. Adalah pemilik Museum Neka di Ubud, Gianyar

Penulis : Pande Wayan Suteja Neka

Menengok Kisah Tukang Uwut I Made Genep

Berawal dari coba-coba dan ingin matatulung ngarereh nyamabraya, akhirnya Made Genep justru menjadi tukang pijat tradisional profesional dikenal banyak kalangan. Dengan ketekunan dan talenta yang dimilikinya, salah satu pendukung sekaligus pendorong untuk menjadikan dirinya tetap menekuni profesi ini. Hampir tiap hari tak pernah sepi pasien yang datang dengan berbagai keluhan. Berikut perjalanan kisah tukang uwut asal Banjar Ambengan, Peguyangan Timur, Denut ini kepada Bali Aga

Kebangkitan Hindu Terus Terbukti, Warga Mojokerto Temukan Candi

Warga Dusun Tegal Sari, Desa Puri, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, menemukan tumpukan batu-bata merah yang diduga candi di areal persawahan setempat. Suprapto, pemilik sawah, Minggu mengatakan, tumpukan batu itu diduga sebagai candi karena besar batu-bata yang melebihi batu-bata normal saat ini.

Ida Pandita Mpu Shiwa Ananda

Seluk beluk manusia memang disembunyikan oleh karmanya sendiri, dan sudah ada yang mengatur. Bagaimanapun pintarnya manusia dalam melakoni hidupnya, dharma kehidupan tetap dijalani sesuai dengan karmanya. Apakah menjadi buruh, pejabat, ataukah sulinggih. Dan inilah yang terjadi terhadap perjalanan hidup Pandita Mpu Shiwa Ananda. Bagaimana suka dan duka Pandita sejak kecil hingga menjadi sulinggih?   

Reporter & Foto  : Andiawan

Aji Kamoksan Wrhaspati Tattwa, "Energi Spiritual"

Dalam kondisi sadar otak manusia selalu bekerja  melakukan aktivitas. Aktivitas otak ini disebut berpikir.  Untuk itu otak membutuhkan energi yang sangat besar. Jika dalam kondisi sadar (tidak tidur)  seseorang bisa membuat otaknya diam, otaknya tidak melakukan aktivitas apapun, pikirannya diam, maka energi yang seharusnya dipakai beraktivitas oleh otak akan diubah menjadi energi spiritual atau kekuatan bhatin.

Menata Kondisi Besakih versi MMDP Karangsem

Besakih menjadi ikon tempat suci teragung di dunia ini. Apalagi dijadikan tempat wisata spiritual. Secara fisik, penataannya sudah lebih dari cukup, bahkan terkesan agung. Namun, di balik megahnya secara fisik, akan lebih baik dibarengi dengan penataan secara mentalitas, sehingga kondisi Besakih mencitrakan lebih baik dan nyaman bagi pengunjung atau pamedek.

Tulisan Lontar akan Digitalisasi

Dinas Kebudayaan Provinsi Bali akan melakukan proses digitalisasi terhadap karya-karya tulis dalam aksara Bali yang terdapat dalam sejumlah lontar. "Digitalisasi yang dimaksud adalah memasukan tulisan aksara Bali kuno tersebut melalui proses komputerisasi dan kemudian akan dibuatkan website tersendiri yang sudah diberikan kode tertentu," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Ketut Suastika di Denpasar, Kamis.

Hiburan Masyarakat Jembrana

Meski Pemkab. Jembrana tidak menggelar acara khusus dalam penyambutan tahun baru seperti pada tahun-tahun sebelumnya, namun di pusat pemerintahan di jalan Surapati dan jalan Jenderal Sudirman nuansa tahun baru tetap terasa. Hal itu dapat terlihat disepanjang jalan pusat pemerintahan Jembrana itu, sekitar pukul 22. 00 wita, gerombolan anak-anak muda yang mengendarai kendaraan roda dua mulai menunjukkan aktivitasnya. Suara kenalpot yang meraung-raung disepanjang jalan seakan mencengangkan telinga pengguna jalan lainnya, begitu juga suara petasan yang meledak di udara dengan penuh warna warninya di atas panggung kesenian Jembrana Tower. Lantaran dipusat pemerintahan ini malam pergantian tahun itu tidak diadakan, kedatangan ribuan warga hanya bisa menyaksikan komvoi para remaja dengan motor yang suara kenalpotnya selalu meraung-raung.

Mutiara Kebahagiaan, "Isilah Kemerdekaan"

Semenjak tahun 1945 kepemimpinan Indonesia di Jakarta sedikit demi sedikit tanpa disadari mereka mulai menjauhi agama dan memancangkan paham materialistis dalam berprilaku sampai kini bangsa Indonesia memerdekakan diri sebagai negara yang berdaulat tak mau dijajah oleh bangsa asing. Para pejuang atau pendahulu-pendahulu kita telah menitipkan kemerdekaan pada kita. Setiap tanggal 17 Agustus kita hendaknya bertanya sebagai anak bangsa, generasi bangsa mengevaluasi diri. Apakah kita layak sebagai generasi yang terhormat?

Asal Mula Tukad Ijo Gading, "Matinya Naga Tapa Bersisik Emas dan Berketu Mirah"

Tukad Ijogading sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Jembrana khususnya. Sungai ini membelah jantung Kota Negara, ibu kota kabupaten Jembrana, menjadi dua bagian yaitu belahan kota  barat  dan belahan  timur sungai Ijo Gading. Bagaimana asal mula tukad yang pada tahun 2008 lalu sempat mengalami kerusakan pada senderan karena diterpa banjir bandang? Berikut liputannya.

Reporter & Foto : IA. Made Sadnyari

Cok Ace Akui, Banyak Fasilitas Pariwisata di Gianyar tanpa Ijin

Gianyar (Bali Aga)
Di dalam suatu pertemuan, di Kantor Bupati Gianyar, Cok Ace dengan nama lengkap Dr. Ir. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, M.Si, baru-baru ini memaparkan, kalau fasilitas penunjang pariwisata banyak yang belum mengantongi ijin alias bodong. Dikatakan Bupati asal Ubud, pengusaha  cendrung menggunakan IMB untuk tempat tinggal. Dengan cara ini, maka pengusaha pun bisa bebas dari pajak.
Di satu sisi, pajak di bidang pariwisata menjadi andalan PAD Gianyar guna menunjang pembangunan. Di sisi lain, banyak masyarakat yang tidak mau mengurus ijin usahanya. Usaha tanpa ijin memang merugikan aktivitas pembangunan di Gianyar. Dalam pembangunan lainnya, Bupati Gianyar berusaha terus berbenah diri, apalagi Gianyar juga rawan bencana. Dalam konteks bencana, Gianyar memang belum memberikan anggaran sesuai kebutuhan yang terjadi. Apalagi Pos Anggaran untuk bencana masih dalam bentuk dana sosial. Ke depan, anggaran bencana akan ditingkatkan jumlashnya lagi, sehingga bencana yang terjadi bisa cepat mendapat bantuan.

Petualangan I Ketut Nedeng di Dunia Spiritual

Hadirnya sosok spiritual  yang giat, tanpa pernah menyerah di saat suka maupun duka, adalah Ketut Nedeng orangnya. Dia bisa ke mana saja tanpa bekal yang memadai. Hanya mengandalkan keyakinan, dirinya bisa memberikan tuntunan kepada umat yang ada nun jauh di sana. Bahkan, dirinya pernah menjadi pengusada serta jro dasaran ulung, disegani, tapi pengalamannya menyebabkan orang …..!!! Ikuti cerita pengalamannya.

Reporter & Foto : Putu Patra

Pangabenan Unik Warga Sangging Prabhangkara

Upacara pengabenan yang boleh dikatakan unik, namun penuh makna dilakukan warga (soroh) Sangging Prabhangkara. Tampak juga adanya perbedaan antara lain tidak menyertai tukon, bubur pirata, panjang ilang, ngider di perempatan, termasuk tidak ngayut dengan media air (sungai atau ke segara). Ada apa dengan perbedaan ini?

Reporter & Foto : Putu Patra

Derap Langkah Ida Pedanda Isti Oka Sidemen

Suntuk memberikan tuntunan spiritual, dan selalu memberikan teladan kepada umat tanpa sekat, soroh, agama, etnis, akhirnya Peranda Istri Oka Sidemen layak mendapat penghargaan Award Hindu Muda 2010 sebagai tokoh Brahmana Hindu. Dan penghargaan ini sama sekali tidak diduga, namun disyukuri sebagai anugerah Hyang Widhi.
 
Reporter & Foto : Putu Patra

Kisah Garudeya dan Samudra Manthana di Candi Ceto, Jateng (5), "Pohon Emas di Gunung Himawan"

Ketika Sang Garuda melihat kakak beradik itu berada di sebuah telaga di lereng Gunung Himawan. Segera disambarnya kedua makhluk tersebut dengan kedua cakarnya. Konon dikisahkan di lereng timur Gunung Himawan terdapat sebuah pohon emas yang sangat besar ukurannya. Salah satu dahannya berukuran panjang 100 yojana. Di kaki pohon raksasa ini tinggallah sejumlah 60 ribu pendeta kurcaci (makhluk kecil sebesar ibu jari-red) yang disebut Walakieya.


Senin, 18 April 2011

Ida Pedanda Gde Mas Putraka Telaga

Biasakan Hidup Bersih Lahir Bathin tidak Mahal  

Saat masih walaka, Ida Pedanda Gde Mas Putraka Telaga berprofesi sebagai staff di sebuah bank. Profesi ini  berhubungan erat dengan pelayanan, menuntut penampilan yang menarik. Menurut Ida Pedanda dengan nama walaka Ida Bagus Weda, SE, bersih dan rapi adalah keharusan yang menjadi dasar dari keindahan. Bersih dan rapi harus diterapkan dalam segala bidang kehidupan tidak hanya penampilan fisik. Berikut penuturan Ida.

Lontar Mengupas Satria Dalem Bali Minim

Lontar tertulis yang mengupas silsilah garis keturunan keluarga satria Dalem di Bali sangat minim, sehingga penting menyamakan persepsi guna bisa mengungkap keberadaan "trah" tersebut. "Sejarah atau silsilah tentang keberadaan 'trah' keluarga satria Dalem ibarat kertas tersobek-sobek yang sukar dibaca oleh generasi penerus dari pihak keturunan maupun 'pengelingsir' (tokoh)," kata  Pengageng Ageng (ketua umum) Kerta Semaya Trah Dalem Suhunantara Provinsi Bali, I Dewa Made Suamba Negara di Gianyar, Minggu.

Puri Agung Karangasem sebagai Pusat Budaya Kerajaan Karangasem

Puri Agung Karangasem yang juga disebut Puri Kanginan  sudah sejak lama dijadikan sebagai daya tarik wisata budaya, banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung ke tempat itu, karena terdapat beberapa produk budaya peninggalan para Raja Karangasem. Hanya saja, masih diperlukan rancangan pembenahan dan penambahan benda-benda koleksi peninggalan para raja budaya agar lebih menarik. Apa saja yang menjadi daya tarik Puri Agung Karangasem, sehingga menjadi daya tarik tersendiri untuk dikunjungi?

Penulis :  Komang Pasek Antara

Selasa, 12 April 2011

Rahasia Pinisepuh Puri Agung Dharma Giri Utama ke Payogan

Setiap penekun spiritual berhak menentukan hidup (perjalanan) spritualnya sesuai petunjuk yang didapat dari alam gaib. Dengan harapan mendoakan keselamatan jagat beserta isinya. Lebih-lebih penekun spiritual yang konon mendapat pawisik untuk menjalankan tugas sucinya selama 16 bulan atau satu saka. Hal ini yang dilakukan pini sepuh Puri Agung Dharma Giri Utama I Gusti Agung Yudistira  yang mana lokasi samadhinya masih dirahasiakan. Berikut prosesi syukurannya yang diwarani isak tangis pangempon-pengtempon purinya.

Menelusuri Pura Pucak Panulisan, Sukawana, Kintamani (1)

Pura Pucak Panulisan di Desa Sukawana, Kintamani, Bangli memiliki banyak sebutan. Ada menamakan Pura Panarajon, ada pula menamai Pura Tegeh Koripan. Karena letaknya di Bukit Panulisan, orang-orang pun kebanyakan menyebut Pura Pucak Panulisan. Dan juga disebut Pura Ukir Padelengan.


Keris sebagai Media Sekala dan Niskala

Kehadiran keris bagi kehidupan manusia, terutama bagi yang meminati dan meyakini, tidak hanya sebagai benda tajam yang dipajangkan sebagai kewibawaan, namun nilai lainnya keris juga dipandang benda bertuah. Di satu sisi diyakini memberikan multifungsi sebagai benda bersejarah, di sisi lain mempunyai tuah (kekuatan magis), yang mampu melindungi pemiliknya dan mengundang serta  melindungi rejekinya. 

Mutiara Kebahagiaan, "Pejuang Seorang Guru"

Semua orang ingin menjadi pahlawan, pemimpin masyarakat. Semenjak masa penjajahan berakhir, orang Indonesia yang mencintai kebenaran kebingungan dalam menempuh jalan kebenaran. Mereka sibuk dalam jalan-jalan pembenaran yang mereka bikin sendiri. Semuanya tidak dimengeri bahwa mereka sebenarnya perlu guru, sesosok pribadi yang ideal untuk tauladan, pegangan acuan untuk bertindak, berkata dan berpikir. Orang cerdas berpendapat guru di dunia pendidikan adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Pahlawan telah berguguran, para pejuang berjuang untuk harga diri bangsa. Mereka meninggalkan keluarga kekayaan yang menghayalkan. Mereka berikrar lebih baik mati, dari pada hidup terjajah, hidup tanpa martabat. Dan kemerdekaan pun diraih pada tanggal 17 Agustus 1945. Setelah kemerdekaan diraih dari penjajah, perahu kemerdekaan kebingungan dalam menyebrangi lautan samudra kehidupan.

Perjalanan Spiritual I Gusti Agung Yudistira, "Benda Bertuah Terus Bermunculan "

Perjlanan spiritual I Gusti Agung Yudistira, tidak hanya sebatas memberikan pertolongan kepada umat, justru tanpa diharapkan benda bertuah bermunculan yang diawali datangnya Pis Jaring  yang memang diyakini mampu memberikan rejeki dan menarik benda bertuah lainnya. Bagaimana proses muncul benda bertuah  sebagai anugerah bagi Agung Yudistira?


Ida Pandita Mpu Paramayoga, "Mangku Prajapati yang Nincap Sulinggih"

Berlatar belakang mangku prajapati akhirnya ada keinginan untuk menyucikan diri menjadi seorang sulinggih. Namun sebelumnya sulinggih satu ini tidak pernah henti-hentinya berjuang. Mulai dari zaman perang kemerdekaan dulu hingga berjuang untuk menciptakan anak-anak yang sukses dan masyarakat taat beragama

Peringati Hari AIDS Sedunia, "Yayasan Maha Boga Marga Gelar berbagai Even"

Hari AIDS sedunia tahun 2010 diperingati hampir di seluruh pelosok benua. Tidak ketinggalan pula di Bali, seperti  dilakukan  Yayasan Maha Boga Marga. Apa saja bentuk kegiatannya? Berikut laporannya.

Ida Pedanda Gde Mas Putraka Telaga, "Ciptakan Bersih Lahir Bathin tidak Mahal "

Saat masih walaka, Ida Pedanda Gde Mas Putraka Telaga berprofesi sebagai staff di sebuah bank. Profesi ini  berhubungan erat dengan pelayanan, menuntut penampilan yang menarik. Menurut Ida Pedanda dengan nama walaka Ida Bagus Weda, SE, bersih dan rapi adalah keharusan yang menjadi dasar dari keindahan. Bersih dan rapi harus diterapkan dalam segala bidang kehidupan tidak hanya penampilan fisik. Berikut penuturan Ida.


Ida Pedanda Gde Mas Putraka Telaga
 
“Kebersihan adalah sebagian dari iman”, memang benar slogan yang kerap dikumandangkan sebagai seruan kepada seluruh masyarakat untuk menjaga kebersihan. Hal ini senada  dengan penuturan Ida Pedanda Gde Mas Putraka Telaga, asal Griya Tengah, Jalan Hasanudin No. 4, Br. Dangin Carik, Tabanan. “Point penting yang selalu  menjadi perhatian tiang adalah kebersihan dan kerapian. Lingkungan yang bersih merupakan langkah awal untuk menjaga kesehatan. Namun bersih saja belum cukup, untuk menciptakan lingkungan yang indah. Selain bersih perlu kerapian, penataan tanaman dan peletakan barang agar sesuai dengan tempatnya sehingga indah dipandang, ” papar Ida Pedanda yang madiksa pada 5 Oktober 2008 silam.
Menciptakan suasana yang indah dan nyaman tidaklah harus mahal. Cukup rajin menjaga kebersihan dan kerapiannya sudah bisa menciptakan lingkungan yang diidam-idamkan. Khususnya suasana rumah tempat tinggal bisa membuat penghuninya betah tinggal di rumah atau sebaliknya malah senang keluar rumah. Penataan lingkungan rumah sangat mendukung kebiasaan cinta pada rumah.
Demikian halnya dengan penampilan fisik yang harus dijaga bersih dan rapi maka orang-orang akan melihat dengan pikiran positif. “Tidak bisa dipungkiri penampilan fisik, cara berpakaian dan berbicara sangat menentukan penerimaan seseorang kepada  kita. Apalagi jika profesi yang berhubungan dengan banyak orang dan mengharuskan adanya pertemuan dan komunikasi, tentu penampilan sangat diperhatikan. Untuk itu, kebersihan dan kerapian harus terus diterapkan,” ungkap Ida Pedanda.
Mengenai penampilan fisik yang harus dijaga juga disebutkan dalam Sarasamuscaya, Sloka 162 yang isinya “Kebenaran dan kebajikan dijaga dengan perilaku yang baik; sastra-sastra suci dijaga dengan keteguhan hati dan pikiran; kerupawanan fisik dijaga dengan kebersihan; sedangkan kelahiran mulia dijaga dengan budi pekerti dan susila yang baik”. Jelaslah pentingnya menjaga kebersihan untuk bisa terlihat rupawan.
Sebagian besar orang mungkin sudah menerapkan kebersihan fisik, sebab pada umumnya setiap orang ingin tampil menarik. Kebersihan jasmani merupakan kunci hidup sehat, memberikan kenyamanan dalam bekerja. Dalam kaitannya dengan sembahyang, umat beragama melakukan pembersihan diri sebelum beribadah atau besembahyang, merupakan indikasi dari betapa eratnya kebersihan jasmani dengan upaya pendekatan diri dengan Tuhan.
Untuk informasi selengkapnya, silahkan memesan tabloid ini.  Terima kasih.

Penulis : Dayu Sadnyari

Puncak Pujawali Pura Muncak Sari, Tabanan

Pura Muncak Sari tertelak tepat di kaki gunung Batukaru, tepatnya di Banjar Anyar, Desa Sangketan, Kecamatan Penebel. Suasana alamnya begitu pingit, konon banyak orang yang percaya bahwa pura ini bisa mempertemukan pasangan, makanya Pura Muncak Sari sering di sebut Pura jodoh oleh pemedeknya. Bertepatan dengan Pujawali pura, Buda Umanis, (29/12) lalu, pura dipadati pamedek yang datang dari berbagai daerah untuk menghaturkan sembah.

Tanaman Pengusir Nyamuk

Musim hujan telah tiba. Biasanya musim penghujan seperti ini identik dengan meningkatnya pertumbuhan populasi nyamuk, apalagi nyamuk Aedes aegypti sebagai penyebab Demam berdarah. Sebetulnya banyak cara untuk mengusir nyamuk dari rumah kita. Diantaranya dengan melakukan 3M plus dan mencegahnya deman berdarah dengan kentongan. Namun ada pula cara alami mengusir nyamuk yang salah satunya dengan tanaman-tanaman pengusir nyamuk


Yang paling kita kenal sekarang tentang tanaman-tanaman pengusir nyamuk adalah bunga lavender. Bunga berwarna biru keungu-unguan ini mengeluarkan bau wangi dan akan mengusir nyamuk dari kita.
Dengan menanam tanaman-tanaman pengusir nyamuk tersebut akan memberikan kecilnya peluang kita akan tergigit dari nyamuk dan akan terhindar dari penyakit-penyakit yang disebabkan oleh nyamuk.
Berikut beberapa tanaman pengusir nyamuk yang dapat kita jadikan sebagai pengusir nyamuk dirumah kita :

Geranium
Tanaman geranium di tanam di luar rumah. Caranya mengusir nyamuk adalah dengan cara Mengoyang-goyangkan batangnya ( bila tertiup angin ) dan mengeluarkan bau khas wangi geranium. Kandungan geranium yang menjadi bahan aktif pengusir nyamuk yaitu, zat citronella.
Sekilas tentang tanaman pengusir nyamuk yang satu ini. Geranium mempunyai 3 varian tanaman yakni, Citrosa mosquito fighter, Citrosa queen of lemon dan Citrosa lady diana. Di indonesia tanaman ini banyak ditemukan di seputaran Bandung dan Sukabumi.

Lavender.
Tanaman pengusir nyamuk yang satu ini adalah yang paling populer di masyarakat. Bunga cantiknya yang berwarna ungu bila digosok-gosokan ke tubuh kita dapat terhindar dari gigitan nyamuk. Bunga lavender pada zaman sekarang banyak digunakan sebagai aroma terapi dan diletakkan di tengah ruang tamu.

Serai Wangi
Dari zaman dahulu sampai dengan sekarang tanaman serai biasa kita gunakan untuk memasak. Namun ternyata serai wangi mengandung zat-zat geraniol, metilheptenon, terpen-terpen, terpen-alkohol dan yang paling berbahaya bagi nyamuk adalah zat Sitronelal. Zat ini sebagai racun kontak bagi nyamuk.

Zodia.
Tanaman pegusir nyamuk ini merupakan tanaman asli Papua. Orang-orang pedalaman Papua telah lama menggunakannya sebagai pengusir nyamuk. Cara menggunakannya dengan mengosok-gosokkan daunnya pada kulit. 

Tim Bali Aga

Sasananing Tukang Banten (22) "Mengenal berbagai Sasayut"

  1. Sasayut Sida Karya.
Alasnya memakai kulit sasayut, di atasnya berisi nasi berbentuk persegi empat, di bagian tengah diisi sebuah tumpeng besar diapit dua tumpeng kecil. Ujung tumpeng besar ditancapi terasi dan pada masing-masing sudut ditancapi kwangen. Di sebelahnya dilengkapi dua buah tulung berisi nasi dan rarasmen serta sebuah tipat sidakarya, rarasmen, raka-raka, di atasnya diisi sebuah sampyan nagasari berisi porosan, bunga, rampe, kemudian dilengkapi Panyeneng dan sebuah canang genten.

  1. Sasayut Sida Purna
Alasnya memakai kulit sasayut, di atasnya berisi nasi pangkonan (bundar) di sekitarnya di kelilingi oleh 5 buah penek masing-masing disisipi pucuk dadap, 5 buah tipat sida purna, rarasmen, raka-raka, sampyan nagasari berisi porosan, bunga, rampe, dilengkapi Panyeneng dan sebuah canang genten.
  1. Sasayut Langgeng Amukti Sakti
      Alasnya memakai kulit sasayut, di atasnya berisi sebuah penek, disisipi kalpika  dan pucuk dadap, rarasmen, raka-raka, sampyan nagasari berisi porosan, bunga, rampe, dilengkapi sebuah panyeneng dan canang genten.
  1. Sasayut Guru Asih
      Alasnya memakai kulit sasayut, di atasnya berisi sebuah tumpeng disisipi bunga cempaka, tunjuk langit, sandat rarasmen berisi ulam serba suci itik/bebek atau telurnya raka-raka sarwa galahan, sedah woh (daun sirih dengan buahnya), sebuah sampyan nagasari berisi porosan, bunga, rampe.

Untuk informasi selengkapnya, silahkan memesan tabloid ini.  Terima kasih.
 

Tim Bali Aga

Diberdayakan oleh Blogger.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More