Kapan ada kasus saat itu baru bergerak. Sikap inilah yang dinilai oleh DPRD Bangli dalam upaya penanggulangan penyakit Rabies. “Kasus yang menajam belakangan ini sungguh mengejutkan,” sebut Anggota DPRD Bangli Gede Koyan Eka Putra, Rabu (23/2).
Mengacu dari data Diskes, di mana adanya peningkatan kasus korban gigitan anjing , maka dapat dimaknai kalau ancaman rabies di Bangli sangat tinggi. Bahkan dia menuding kalau selama ini penanganan pencegahan rabies yang dilakukan instansi terkait sifatnya masih insidensiel. “Setelah adanya korban baru petugas pati kaplug ke lapangan, baik itu melakukan sosialisasi maupun eliminasi anjing liar, dan faktanya berbicara demikian “ jelas politisi asal Desa Buahan, Kintamni ini.
Sepatutnya penanganan masalah Rabies tidak bisa dilakukan sepotong–sepotong, dan yang paling tepat adalah penanganan rabies dilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan lintas sektoral. Bahkan, kata dia hal yang paling mendesak dilakukan guna mengantisipasi penyebaran rabie adalah dengan jalan melakukan sosialisasi tentang bahayan rabies ke masyarakat dan juga eliminasi anjing liar. “Saya kira pengetahuan masyarakat terutama yang tinggal di daerah pedalaman tentang rabies masih minim,” ujarnya
Sementara itu anggota DPRD Bangli, I Wayan Subagan mengatakan, untuk pencegahan penyebaran rabies merupakan tanggung jawab pemerintah melalui dinas kesehatan dan Peternakan. Subagan juga mengakui kalau selama ini penanganan masalah pencegahan rabies sifatnya masih insidesiel artinya tatkala ada kasus rabies hingga menimbulkan korban jiwa, barulah petugas sibuk turun ke lapangan. “Saya lihat baik sosialisasi maupun eliminasi anjing liar beberapa bulan belakangan ini sepertinya mati suri,“ ujarnya. *** Sta
0 komentar:
Posting Komentar