Tresna hingga lebar itulah yang dialami salah satu sulinggih mabhiseka Ida Pandita Mpu Eka Dharma Santi dari Griya Agung Pasek Tuwed, Desa Tuwed, Kecamatan Melaya, Jembrana. Pasalnya, Ida Pandita Mpu Istri Eka Dharma Santi yang lebar (meninggal) tanggal 20 Maret, kemudian disusul Ida Pandita Mpu Eka Dharma Santi yang leba tanggal 7 April 2011.. Kejadian ini memang sangat jarang terjadi, dan mungkin baru pertama kali. Barangkali semasa hidupnya Ida Pandita Mpu pernah berjanji dan Tuhan mengabulkan permohonannya itu. Sudah dipastikan diaben bersama-sama. Seperti apa ceritanya, berikut hasil penuturan Pinandita Drs. I Ketut Pasek Swastika, cucu dari salah satu keluarga kandungnya almarhum.
Reporter : Andiawan
Foto : Pinandita Drs. I Ketut Pasek Swastika
Ida Pandita Mpu Eka Dharma Santi dari Griya Agung Pasek Tuwed yang saat walaka bernama Ketut Sutya dan lebih akrab dipanggil Pan Dame ini mengakhiri hidupnya atau telah dipanggil Sang Kuasa pada tanggal 7 April 2011 yang lalu. Almarhum Ida Pandita Mpu Eka Dharma Santi meninggalkan seorang anak angkat yang diperoleh dari anak salah satu saudara kandungnya. Kini telah dikaruniai cucu dua orang dan nantinya salah satu cucunya akan nyambung rah (melanjutkan). Demikian dituturkan salah satu cucunya dari salah satu saudara kandungnya, yakni Pinandita Drs. I Ketut Pasek Swastika pemilik Ashram Sari Taman Beji, sekaligus sebagai salah satu pengurus di MGPSSR pusat bidang kesulinggihan.
Lebih lanjut dijelaskan, semasa hidupnya Ida Pandita Mpu Eka Dharma Santi bersama Ida Pandita Mpu Istri Eka Dharma Santi dikenal seorang yang pekerja keras dan pantang menyerah. Ida Pandita Mpu Eka Dharma Santi memulai karirnya sebagai Mantri Kehutanan tahun 1950, selanjutnya tahun 1965 dipercaya menjadi Kepala Desa Tuwed, Kecamatan Melaya, Jembrana, sambil membuka usaha sebagai Kleder (bidang pengiriman babi) antar pulau yakni dari Bali ke Jawa. Pemilik CV KMK ini dikenal sangat pintar melihat peluang bisnis. Kejujuran, ketekunan, kerja keras serta jiwa pantang menyerah dimiliki akhirnya mengantarkan (almarhum) Ida Pandita Mpu pernah mencapai sukses dan bahkan berjaya. Selain itu, Ida Pandita Mpu juga merupakan tokoh politik salah satu partai yang sangat disegani di Jembrana.
Selanjutnya, tahun 1970 Ida Pandita Mpu diangkat menjadi pemangku di Dadia, lanjut tahun 1973 Ida Pandita Mpu menapak Jro Gede hingga akhirnya tahun 1982 memutuskan melaksanakan upacara madwijati, sekaligus resmi menjadi sulinggih, hingga pada tanggal 7 April 2011 ini Ida Pandita Mpu lebar/dipanggil oleh Sang Maha Kuasa alias meninggal.
Selama beliau menjadi pemangku dan Jro Gede, kata Pinandita Pasek Swastika, terus berusaha mengisi diri melalui belajar melalui aguron-guron maupun melalui membaca dari berbagai sumber baik buku maupun lontar. Ida Pandita Mpu menjatuhkan pilihannya manabe kepada Ida Pandita Mpu Nabe Santika di Griya Pasek Kedampal, Abiansemal, Badung, yang juga beberapa hari telah dilaksanakan upacara palebon tepatnya Jumat tanggal 8 April 2011.
Selama puluhan tahun menjadi sulinggih kata Pinandita Pasek Swastika, banyak yang berkeinginan untuk menjadi sisia, namun karena suatu alasan tertentu dan sangat dirahasiakan, Ida Pandita Mpu tak pernah mengabulkan, melainkan justru menyarankan untuk manabe kepada sulinggih yang lain.
“Kalau dibilang tidak mampu, menurut penilaian tiang, beliau memiliki kemampuan yang tak kalah dengan sulinggih lainnya, baik mengenai pemahaman ajaran agama, hingga kualitas jnananya. Sering tiang menanyakan alasannya, tetapi hingga beliau lebar tidak bersedia mengatakan. Barangkali beliau memiliki alasan yang orang lain tidak boleh tahu,” ujar Pinandita Pasek Swastika menegaskan.
Saat upacara Nyiramang Layon dilaksanakan disambut dengan hujan lebat. Selanjutnya upacara Palebon, lanjut Pinandita Pasek Swastika, dilaksanakan tanggal 13 April 2011. Semoga Hyang memberikan Tempat Bersama-Nya.
Parindikan Sulinggih
Nama Walaka : Ketut Sutya
Nama Akrab/Panggilan : Pan Dame
Bhiseka : Ida Pandita Mpu Eka Dharma Santi
Lahir : 1922
Nama Istri Walaka : Ni Wayan Tayu
Bhiseka : Ida Pandita Mpu Istri Eka Dharma Santi
Lahir : 1930
Anak : Anak Angkat (salah satu anak saudara kandungnya)
Cucu : Dua putra
Nama Griya : Griya Agung Pasek Tuwed,
Alamat : Desa Tuwed, Kecamatan Melaya, Jembrana
Didhiksa : Tahun 1982
Nabe : Ida Pandita Mpu Nabe Santika
Griya : Griya Pasek Kedampal, Abiansemal, Badung
Jabatan : Mantri Kehutanan tahun 1950, Kepala Desa Tahun 1965, Kleder (usaha pengiriman babi Bali-Jawa), Pemangku Dadia tahun 1970, Jero Gede tahun 1973, hingga Madhiksa tahun 1982 dan lebar tanggal 7 April 2011.
0 komentar:
Posting Komentar