Minggu, 21 Agustus 2011

Teknik Ajapa Gayatri


Menurut ajaran Samadhi Ajapa Gayatri, genitri atau japa mala yang dipakai pada saat Samadhi hanya berfungsi  sebagai alat bantu menghitung agar mantra yang diucapkan tepat sebanyak bilangan alam semesta yaitu 108 kali. Jadi,  peganglah genitri secara wajar.  Tidak perlu disembunyikan di balik lipatan baju atau kain agar tidak terlihat orang lain.



Dalam Ajapa Gayatri yang diproses adalah tubuh spiritual pelaku Samadhi. Bukan genitri yang dipakai. Tujuannya agar terjadi transpormasi kesadaran. Dari kesadaran manusia menjadi kesadaran dewa. Dari spiritual profan menjadi spiritual suci. Kalaupun genitri yang dipakai selama Samadhi berubah menjadi benda keramat, syukuri saja. Tapi selalu ingat, itu bukan tujuan. Bukan itu yang utama. Itu hanyalah sekadar dampak positif dari Samadhi yang dilakukan selama bertahun-tahun.
Kita kembali kepada teori Ajapa Gayatri. Setelah mahir melakukan pernafasan perut dengan ketentuan menarik nafas dua ketukan (detik) dan mengeluarkan nafas delapan ketukan (detik), lalu dilanjutkan dengan latihan mengucapkan mantra.
Mantra yang dipakai untuk japa adalah mantra Gayatri. Caranya sebagai berikut :
* Pada saat menarik nafas, tidak mengucapkan mantra.
* Pada saat mengeluarkan nafas ucapkan sebagian dari mantra Gayatri, yaitu baris pertama dan baris kedua saja.
Om, …… bhur ……. Bhuah, ……. Swah
Tatsa, ….. witur ….. ware ….. niyam.

Setiap kata diucapkan selama satu ketukan (detik).
Om, ----- diucapkan selama 1 ketukan (detik)
Bhur …… diucapkan selama 1 ketukan (detik)    
Bhuah …… diucapkan selama 1 ketukan (detik)
Swah …… diucapkan selama 1 ketukan (detik)
Tatsa  …… diucapkan selama 1 ketukan (detik)
Witur  …… diucapkan selama 1 ketukan (detik)
Ware  …… diucapkan selama 1 ketukan (detik)
Niyam  …… diucapkan selama 1 ketukan (detik)

  • Selanjutnya tarik nafas melalui hidung selama dua ketukan (detik). perut menjadi kembung (maju ke depan).
  • Kemudian mengucapkan sisa mantra gayatri yaitu baris ketiga dan keempat mantra diucapkan sambil mengeluarkan nafas melalui hidung.

Bargo  …. Dewa …. …sya di …. Mahi,
Dhiyo, ….. yo nah……. Praco …. Dayat.

Bargo …diucapkan selama 1 ketukan (detik)
Dewa …… diucapkan selama 1 ketukan (detik)
Sya di …… diucapkan selama 1 ketukan (detik)
Mahi …… diucapkan selama 1 ketukan (detik)
Dhiyo …… diucapkan selama 1 ketukan (detik)
Yonah …… diucapkan selama 1 ketukan (detik)
Praco …… diucapkan selama 1 ketukan (detik)
Dayat …… diucapkan selama 1 ketukan (detik)

Jadi baris ketiga dan keempat diucapkan selama 8 ketukan (detik). Sampai di sini nafas di dalam perut sudah keluar semua dan perut menjadi kempes.

-          Kemudian tarik nafas lagi selama 2 ketukan (detik) dan perut terasa penuh berisi nafas.
-          Keluarkan nafas pelan-pelan selama 8 ketukan (detik) sambil mengucapkan mantra gayatri bait pertama dan kedua. Sampai di sini nafas di perut terasa habis dan perut menjadi kempes.
-          Kemudian tarik nafas lagi selama 2 ketukan (detik) sampai perut terasa penuh oleh nafas.
-          Selanjutnya keluarkan nafas pelan-pelan selama 8 detik sambil mengucapkan mantra gayatri bait ketiga dan keempat. Sampai di sini nafas di perut terasa habis dan perut menjadi kempes.
-          Lakukan seperti di atas berulang-ulang sampai jumlah mantra gayatri lengkap diucapkan sebanyak 108 kali.

Perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
-          Menarik nafas  dilakukan melalui hidung dengan agak cepat agar dalam waktu 2 ketukan (detik) perut sudah terasa penuh oleh nafas.
-          Nafas dikeluarkan pelan-pelan melalui hidung. Biarlah nafas keluar secara perlahan-lahan, lembut, seperti air mengalir, seperti hembusan angin sepoi : menyejukkan, membuat perasaan menjadi damai.
-          Waktu mengeluarkan nafas, jangan dilakukan penekanan. Ini tidak akan mendatangkan kesucian.
-          Nafas dikeluarkan pelan-pelan sambil mengucapkan mantra. Suara mantra tidak perlu keras, cukup terdengar oleh telinga sendiri. Suara mantra agar pelan dan lembut sesuai dengan nafas yang pelan dan mengalir. Irama mantra dibuat datar. Jangan dinyanyikan atau dilagukan dengan suara naik-turun seperti umumnya orang melantunkan mantra gayatri. Irama indah dengan nada naik turun menghubungkan kesadaran pelaku Samadhi dengan Saguna Brahman,  Tuhan Yang Memiliki Sifat. Sedangkan mantra gayatri yang diucapkan dengan nada datar penuh kedalaman akan membawa kesadaran pelaku Samadhi sampai pada Nirguna Brahman. Tuhan Tanpa Sifat. Paramasiwa Tattwa. 

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More