Senin, 01 Agustus 2011

Mengenal Aneka Tarikh dalam Penyusunan Kalender Bali

Setiap menjelang pergantian tahun, khususnya bagi umat Hindu di Bali, kalender menjadi suatu kebutuhan, karena semua aktivitas hidup sehari–hari sekala (dunia yata) dan niskala (upacara agama) selalu berpedoman pada kalender Bali. 

Penulis:  Komang Pasek Antara



Berbicara tentang kalender (penanggalan), tentu akan menemukan istilah Tarikh (bahasa arab), yaitu perhitungan tentang tanggal, bulan dan tahun. Dan istilah tersebut banyak umat Hindu khususnya di Bali belum mengenalnya. Penyusunan kalender  Bali,  I Wayan Gina (alm), asal Banjar Galiran, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, yang semasih hidupnya sempat wawancara dengan penulis secara garis besar mengatakan Tarikh dapat dibedakan menjadi dua jenis: Tarikh surya (matahari) yang disebut solar system, dan satu tahunnya berumur 365/366 hari, sesuai dengan waktu yang diperlukan bumi untuk sekali mengedari matahari (365 hari + 5jam + 48 menit + 46 detik). Tarikh Candra (bulan), disebut juga lunar system yang dalam setahun umurnya 354/355 hari terdiri dari 12 bulan yang umur bulan–bulannya sesuai dengan waktu yang diperlukan bulan untuk sekali mengedari bumi (29 hari+12 jam+44 menit+9 detik).  Satu tahun candra adalah 354 hari+8 jam+49 menit+48 detik). Tarikh yang dikenal terdiri dari berbagai macam yakni: Tarikh Saka (Bali), Tarikh Tenganan (Desa Tenganan), Tarik Masehi, Tarikh Arab, Tarikh Jawa dan Tarikh Imlek. Tarikh tersebut menurut Wayan Gina, dapat digunakan sebagai bahan dalam penyusunan Kalender.

Tahun Saka (Bali)

Setiap Hari Raya Nyepi di Bali mengalami pergantian tahun Saka, atau dengan kata lain Tahun Saka (Bali) berakhir pada Tilem Kesanga atau bulan kesembilan, dan tahun barunya dimulai penanggalan 1 sasih Kadasa atau bulan kesepuluh.  Bulan Pebruari ini terhitung Saka 1931. I Wayan Gina yang telah penyusun kalender sejak tahun 1950 dalam bukunya ”Aneka Tarik” menyebutkan, Tarikh Saka (Isakawarsa) diciptakan pada tahun 78 M oleh Maharaja Kaneskha dari Suku Bangsa Saka atau Scyth, berasal dari utara negara Iran dan Afganistan, yaitu raja terkenal yang pernah menguasai sebagian besar India Utara dan India Barat.  Isakawarsa diciptakan untuk memperingati kejayaan dan kebesaran Maharaja Kaneskha, sebagaimana halnya Kaisar Glorius pada zaman keemasan Romawi menciptakan Tarikh Masehi untuk memperingati penobatannya. Dalam Kala Warta. No 1/KW/1961, awalnya perhitungan Tarikh Saka dibawa ke Jawa (Indonesia) oleh Sri Aji Saka. Tarikh itu digunakan di Jawa dengan kedatangan agama Islam pada tahun 1555 Saka, tepatnya tanggal 8 Juli 1633, kemudian dirubah/diteruskan dengan perhitungan Tarikh Candra seperti Tarikh Jawa yang ada sekarang. Di Bali Tarikh Saka tidak dilakukan perubahan, tetap berpedoman dengan Tarikh Surya.

Untuk informasi selengkapnya, silahkan memesan tabloid ini.  Terima kasih.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More