Selasa, 26 April 2011

Aji Kamoksan Wrhaspati Tattwa (33) Samadhi Yoga (12), "Generasi Rajas"

Pada saat seseorang melakukan Samadhi, setiap bentuk getaran maupun goyangan tubuh yang dirasakannya adalah pertanda  pelaku Samadhi sedang memasuki  Samadhi Rajas. Kalau banyak guru meditasi  memiliki pengetahuan Samadhi yang tidak benar, menganggap Samadhi Rajas yang terbaik, tentu generasi masa depan yang terbentuk adalah Generasi Rajas. Generasi yang mau menang sendiri. Generasi yang membudayakan kekerasan dalam  menyelesaikan masalah.


Seseorang bisa saja belajar meditasi (baca Samadhi) tanpa bimbingan guru yang menguasai teori-teori Samadhi yang suci dan benar. Mungkin saja mereka belajar pada seorang guru, tetapi ilmu guru itu tidak bisa dipertanggungjawabkan. Anak muda zaman sekarang  kebanyakan mengejar kesaktian. Mereka kagum dengan orang-orang yang bisa memperlihatkan kemampuan–kemampuan “Hebat” sering kerauhan. Bicaranya ‘sok’ kadewan-dewan, apa yang diucapkannya  dikatakan pawisik dari Bhatara Sasuhunan. Mungkin saja semua itu hanya suara hatinya, siapa tahu???. Dalam banyak kesempatan orang-orang seperti itu  akan menyatakan dirinya sangat disayang  bhatara-bhatari dan Ratu Gede. Sering menyatakan dirinya hebat “Sing Ada Lawan” .
Anak-anak muda tidak memperhatikan  tingkah laku orang itu dalam kehidupan ehari-hari. Apakah perbuatannya bijaksana ataukah sebaliknya. sombong dan mau menang sendiri, yang penting orangnya kelihatan hebat dan ceritanya setinggi langit. Katanya gampang berkomunikasi dengan niskala. Kemudian pemuda-pemuda ini berguru dengan orang seperti itu. Akibatnya mereka mendapat pelajaran Samadhi  yang sangat jauh menyimpang dari petunjuk kitab suci.
Pernah ada kejadioan sebagai berikut; seorang guru bidang studi ekstra, pada saat mengajar di kelas, menyuruh murid-muridnya meditasi. Setelah selesai Pak Guru bertanya apa yang dirasakan para murid pada saat meditasi tadi. Ketika ada murid yang menyatakan  tubuhnya terasa bergetar, Pak Guru memberi acungan jempol.
Mereka mengatakan murid tadi berbakat  di bidang spiritual dan telah melakukan Samadhi dengan cara yang benar. Pendapat Pak Guru itu sangat bertentangan dengan ajaran  Bhagawad Gita. Dalam kitab suci itu dijelaskan, seseorang melakukan Samadhi yang benar apabila pikiran dan tubuhnya tidak bergerak, bergoyang atau bergetar.
Tubuh dan pikirannya diam, seperti nyala lilin pada saat tidak ada angin bertiup. Sebenarnya setiap bentuk goyangan atau getaran tubuh yang dirasakan pada saat Samadhi adalah  pertanda kesadaran pelaku Samadhi sedang memasuki Samadhi Rajas. Kalau banyak guru meditasi memiliki pengetahuan Samadhi yang tidak benar, menganggap Samadhi dengan rasa bergetar yang terbaik, tentu  generasi masa depan yang terbentuk adalah  Generasi Rajas. Ada juga sekelompok orang yang melakukan ritual mengisap  (menarik) energi alam dengan cara  berdiri sambil menggetarkan  dan menggoyangkan tubuhnya.
Tentu yang diterima adalah energi Rajas. Ini juga termasuk pembentukan generasi Rajas. Generasi yang mau menang sendiri, generasi yang membudayakan kekerasan dalam menyelesaikan masalah. Tanda-tanda itu sudah terlihat sekarang. Suasana di Bali sudah terasa kurang harmonis. Jauh dari ketenangan, kasih-sayang, dan toleransi. Banyak terjadi tindak kekerasan, perkelahian, mabuk-mabukan dan sejenisnya.
Pengguna jalan berlaku seenaknya, mengakibatkan musibah dan kecelakaan hingga merenggut korban jiwa. Hal-hal ini hendaknya  menjadi perhatian pihak-pihak terkait. Bali memang sulit dihancurkan oleh orang luar. Tetapi bisa saja dihancurkan oleh orang Bali sendiri.

Untuk informasi selengkapnya, silahkan memesan tabloid ini.  Terima kasih.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More