Kawasan Ubud dikenal sebagai obyek wisata yang sangat diminati kalangan wisatawan. Di kawasan ini juga dikenal sebagai tempat yang banyak melahirkan seniman-seniman lukis yang karya-karyanya telah merambah dunia internasional. Mengingat karya-karya pelukis kelahiran sekitar Ubud dikenal sangat indah, memuat makna-makna filosofis dan dikerjakan dengan spirit penyerahan diri. Sehingga, karya-karya yang terlahir menjadi hidup, berjiwa dan tentunya mengagumkan bagi kalangan penikmatnya.
Reporter & Foto : Arda
Marjana
Namun, beberapa puluh tahun kawasan pinggiran Ubud sempat belum belum terjamah. Artinya, kawasan pariwisata Ubud yang dikenal hanya pariwisata budaya dalam hal ini kehidupan puri-puri yang masih terwarisi hingga saat ini. Kehidupan puri, terutama puri-puri dikawasan ubud yang sekaligus menjadi salah satu benteng kuat dalam pelestarian budaya Bali ternyata memang sangat digemari oleh kalangan wisatawan untuk menjadi salah satu menu wisatanya.
Dengan demikian daerah pinggiran Ubud juga menyimpan potensi yang luar biasa dalam industri pariwisata Bali. Bukan hanya itu, kawasan pinggiran Ubud juga merupakan basis-basis seniman yang karya-karyanya sangat mengagumkan. Salah satunya kawasan Desa Keliki.
Banyaknya seniman, terutama seniman lukis di Desa Keliki ini menjadi perhatian tersendiri bagi putra setempat, yakni I Wayan Marjana, seorang putra petani kelahiran Banjar Bangkiang Sidem, Desa Keliki. Terketuk untuk menampung dan memasarkan karya-karya pelukis Keliki, Marjana kemudian mendirikan sebuah galeri lukisan.
Putra almarhum I Made Lempad dengan Ni Wayan Saji ini yang juga sangat gemar melukis kemudian ditahun 1987 membuka galeri dengan nama Lumbung Sari. Galeri ini bertempat diujung utara banjar kelahirannya dengan mengontrak sebidang tanah. Adapun lukisan-lukisan yang dipajangnya tersebut pada awalnya merupakan karya pelukis-pelukis muda disekitar Desa kelahirannya. Dengan tujuan awal, agar hasil karya pelukis-pelukis disekitar tempat kelahirannya dikenal kalangan wisatawan.
“Tiang sangat prihatin beberapa tahun lalu melihat kondisi pelukis-pelukis muda yang ada disekitar desa kelahiran tiang,” ungkapnya. “Itulah yang menyebabkan tiang dengan modal yang seadannya mengontrak sebuah tempat untuk tiang jadikan sebuah galeri. Dengan tujuan awal untuk memamerkan lukisan-lukisan karya para pelukis muda di tempat kelahiran tiang,” jelasnya secara panjang lebar.
Namun dalam perkembangannya, Marjana patut berbangga karena galerinya tersebut ternyata bukan hanya sebagai tempat memamerkan lukisan para pelukis muda di sekitar tempat kelahirannya. Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah kunjungan wisata ke desanya, banyak kemudian kalangan wisatawan tertarik untuk mengoleksi lukisan-lukisan yang dipajang digalerinya. Hingga galeri tersebut akhirnya mampu menjadikan dirinya pasar bagi karya-karya pelukis muda Desa Keliki.
0 komentar:
Posting Komentar