Selasa, 26 April 2011

Menengok Kisah Tukang Uwut I Made Genep (2-habis)


Meski sejak pagi pasien terus berdatangan, namun sedikit pun tak terlihat  lelah, melainkan tetap tegar dan bersemangat. Belum banyak TBA mengorek informasi, obrolan di pagi yang cerah itu terpaksa dihentikan sejenak, karena seorang pasien datang dan harus segera mendapat penanganan.


Reporter & Foto : Andiawan   


Ledangan dumun obrolan tiang potong ajebos, pasien niki harus segera ditangani,” ujar Made Genep seraya bergegas menuju ke ruang pijatnya untuk menangani pasien itu. Setelah kurang lebih 20 menit menunggu, pria murah senyum itu kembali melanjutkan obrolannya.
Hari-hari dan waktunya dihabiskan untuk melayani pasien, dan hampir tak ada waktu luang untuk bersantai, terutama hari Minggu. Hampir setiap hari datang dengan berbagai tujuan dan keluhan yang berbeda. Melihat tangan terampil Made Genep begitu lihainya mencari meluruskan urat-urat pasiennya yang kaku, membuat TBA tertarik untuk mencoba merasakan langsung pijatan Made Genep. “Kalau mau tahu rasanya sebaiknya harus merasakan sendiri. Sehingga lebih mudah untuk menulis dan tidak sekadar menulis atas wawancara saja tanpa membuktikan sendiri,” tegas pria bersahaja ini menjelaskan.
Kebetulan memang, wartawan TBA sedang tidak enak badan setelah berkeliling mencari informasi untuk pembaca setia TBA. Begitu tangan-terampilnya mulai menyetuh bagian punggung, memang awalnya merasa sakit dan hampir tak mampu menahan, tetapi begitu urat-urat sudah lemas badan terasa sangat enak dan segar. Rasa lelah hilang seketika.
“Untuk pemeliharaan kesehatan agar darah tetap lancar, sebaiknya pemijatan dilakukan minimal tiga bulan sekali, bahkan bagi orangtua di atas umur 50 tahun harus rajib melakukan pijat yakni minimal satu bulan sekali, terlebih yang jarang bergerak/olahraga, sehingga peredaran darah tidak lancar, dan bahkan tersumbat,” tegas Made Genep sambil terus melemaskan urat-urat yang kaku dengan teknik pemijatannya yang begitu menyegarkan badan, seraya menambahkan, sebagian besar penyakit disebabkan oleh ketidaklancaran darah dalam tubuh.
Ketika ditanya tentang jenis penyakit yang bisa disembuhkan melalui pemijatan ini, Made Genep mengaku berbagai jenis keluhan dan penyakit kecuali penyakit yang ada unsur non-medisnya. Seperti, keseleo, patah tulang, migraine, sakit pinggang, lumpuh ringan, sakit belahan (semacam gejala demam berdarah), hingga membantu Pasutri yang lama tidak mempunyai keturunan/anak.
Untuk urusan yang satu ini, lanjut pria bersahaja ini, biasanya keduanya harus ditangani secara khusus, mulai dari cara memijat hingga jenis makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan serta keduanya harus dipijat untuk melancarkan darahnya. Tetapi, untuk penyakit yang disebabkan atau ada unsur non-medisnya, Made Genep memilih untuk  tidak menangani, karena beresiko tinggi.
“Jika ada pasien seperti itu, tiang tidak berani menangani mengingat resikonya sangat berat, lagi pula tiang tidak memiliki kemampuan atau keahlian di bidang itu. Untuk itu biasanya tiang sarankan pasien bersangkutan untuk berobat di teman-teman tiang atau berobat di balian yang khusus menangani penyakit seperti itu,” katanya penuh semangat.
Untuk melaksanakan pemijatan, dirinya mengaku mencari teknik dan inspirasi dari jurus-jurus Kungfu, dan juga dari organ tubuh kodok untuk mengetahui titik-titik kelemahan pasien. Di samping itu, teknik-teknik pemijatan itu didapat dari pengalaman sebagai tukang pijat selama puluhan tahun.
Pasien cukup membawa canangsari dan sesarinya tergantung kerelaan/keikhlasan masing-masing pasien, karena Made Genep tak mau memberatkan krama yang sedang kesusahan, terlebih sampai mematok sesari. Bahkan, ada yang sama sekali tidak memberi sesari. Meski demikian, Made Genep tak pernah membeda-bedakan pasiennya. Kalau memang dia tidak rela, pihaknya tak pernah mempermasalahkan.
“Biarlah masalah rezeki tiang serahkan kepada beliau, tiang selalu berprinsip dan berusaha semaksimal mungkin membantu orang yang membutuhkan, dan berusaha melayani sesuai kemampuan dan penuh ketulusan,” tegas Made Genep bertutur.

Untuk informasi selengkapnya, silahkan memesan tabloid ini.  Terima kasih.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More