Kehadiran keris bagi kehidupan manusia, terutama bagi yang meminati dan meyakini, tidak hanya sebagai benda tajam yang dipajangkan sebagai kewibawaan, namun nilai lainnya keris juga dipandang benda bertuah. Di satu sisi diyakini memberikan multifungsi sebagai benda bersejarah, di sisi lain mempunyai tuah (kekuatan magis), yang mampu melindungi pemiliknya dan mengundang serta melindungi rejekinya.
Demikian dijelaskan Jejeneng Mpu Keris Pande Wayan Suteje Neka seputar kekuatan keris yang jumlahnya ratusan di Museum Neka di Sanggingan, Ubud, Gianyar. Dikatakan lebih rinci, Keris adalah salah satu jenis senjata tikam tradisional Indonesia. Budaya keris dapat dijumpai di semua daerah bekas wilayah kekuasaan kerajaan Majapahit. Karenanya, budaya keris disebut budaya Nusantara. Walaupun tergolong jenis senjata tikam, namun keris dibuat bukanlah sebagai alat pembunuh. Kegunaan sebagai alat pembunuh sifatnya seremonial.
Keris adalah benda seni yang meliputi seni tempa, seni ukir dan pahat, seni bentuk, serta seni perlambang. Pembuatannya selalu disertai dengan doa-doa tertentu, mantra dan upacara khusus. Doa pertama seorang Mpu ketika akan memulai membuat keris adalah memohon kepada Yang Maka Kuasa, agar keris buatannya jika selesai kelak tidak akan mencelakakan pemiliknya maupun orang lain. Doa-doa itu juga diikuti dengan tapa brata, antara lain tidak tidur, tidak makan, tidak menyentuh lawan jenis pada saat-saat tertentu.
Bahan baku pembuatan keris adalah besi, baja (waja) dan bahan pamor. Bahan pamor ini ada dua macam. Pertama, batu meteorit atau batu bintang yang mengandung titanium. Bahan pamor lainnya adalah nikel. Besi dan pamor ditempa berulang kali, berlapis-lapis, paling sedikit 64 lapisan. Umumnya sekitar 360 lapisan. Baru setelah itu, untuk mendapatkan ketajaman yang baik, disisipkan lapisan baja tipis di tengah bilah. Segala benda berlapis, walaupun tipis, akan selalu lebih kuat dari benda aslinya. Teori ini sudah dikenal nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lampau. Bandingkan dengan kayu lapis (playwood) dan kawat baja pilin yang dikenal pada dunia modern saat ini. Pilihan akan batu meteorit yang mengandung unsur titanium, juga merupakan penemuan nenek moyang kita yang mengagumkan. Karena, titanium ternyata memiliki banyak keunggulan dibanding dengan logam lainnya. Unsur itu keras, kuat, ringan dan tahan karat. Dalam peradaban modern, titanium dimanfaatkan untuk lapisan pelindung pesawat antariksa, roket, bahkan peluru kendali antar benua.
Untuk informasi selengkapnya, silahkan memesan tabloid ini. Terima kasih.
Penulis : Putu Patra
0 komentar:
Posting Komentar