Selasa, 26 April 2011

Aji Kamoksan Wrhaspati Tattwa (34) Samadhi Yoga (13), "Spritual Pemakan Mayat"


Dahulu pernah disiarkan oleh beberapa stasiun televisi, ada orang-orang menuntut ilmu kesaktian dengan cara memakan bagian-bagian tubuh mayat. Ada juga yang memperkosa perawan hingga puluhan kali. Tujuannya adalah agar memiliki kesaktian, atau agar kesaktiannya meningkat. Agar bisa menghilang sehingga gampang  mencuri dan menguras harta orang lain. Agar ilmu perdukunannya makin hebat. Kenapa ada sebagian di antara kita melakukan tindakan-tindakan yang tidak masuk akal dan bertentangan dengan ajaran agama?

 

Ada orang-orang yang belajar  Samadhi secara mandiri. Dia latihan Samadhi berdasarkan buku-buku pelajaran Samadhi yang dijual bebas di pasaran. Mereka yang belajar dengan cara seperti ini hasilnya akan sangat bergantung kepada sifat-sifat dasar (triguna) yang dimilikinya. Kalau sifat dasarnya satwam, ada kecendrungan dia akan berhasil mencapai kesucian.
Bila sifat dasarnya rajas, maka dia cenderung melakukan Samadhi Rajas dan mengejar kesaktian. Demikian pula jika sifat dasar orang itu Tamas, hampir bisa dipastikan dia akan melakukan Samadhi Tamas yang berujung pada kehancuran diri. Kenapa demikian? Bila seseorang belajar tanpa guru suci, jenis Samadhi yang dilakukan sangat bergantung kepada sifat dasar (triguna) orang bersangkutan.
Contoh sederhananya adalah sebagai berikut: Seseorang yang berkulit hitam sangat menyenangi warna biru tua. Setiap membeli pakaian dia cenderung memilih pakaian yang berwarna biru tua. Walaupun dia pernah membaca teori tentang fashion yang mengatakan bahwa orang yang berkulit gelap sebaiknya jangan memilih pakaian berwarna biru tua, tetapi teori itu akan dikesampingkannya.
Dia akan tetap memilih pakaian berwarna biru tua. Karena dengan memakai pakaian seperti itu mereka merasa percaya diri walaupun orang banyak melihat penampilannya kampungan. Demikian pula dalam pelajaran Samadhi, seseorang akan mengikuti gerak hatinya (baca sifat dasar/triguna-nya).
Yoga Sutra Patanjali dan Bhagawadgita sudah jelas menyatakan,  pada waktu Samadhi badan tidak boleh bergetar, apalagi bergerak-gerak. Tetapi bagi mereka yang memiliki sifat Rajas-Tamas kental akan merasa nikmat dan bangga  bila merasa ada getaran, goyangan atau gerakan pada saat sedang Samadhi. Apalagi kalau kedua tangannya bergerak seperti melakukan gerakan-gerakan mudra yang biasa dilakukan seorang sulinggih saat sedang mapuja.
Hal ini akan membuat pelaku Samadhi merasa hebat dan bangga. Karenanya dia akan melanjutkan praktek Samadhi dengan cara seperti itu. Hal ini tentu akan membentuk spiritual yang tidak suci. Bahkan tidak sedikit orang yang pada saat Samadhi tubuhnya bergetar keras dan mulutnya mengeluarkan suara geraman.
Ini akan membentuk spiritual yang sangat kotor. Walaupun nantinya mereka bisa memiliki kemampuan hebat, tapi tingkatan spiritualnya lebih rendah dari manusia awam. Tingkat spiritual tidak dilihat dari kemampuan hebat yang dimiliki, tetapi ditentukan oleh tingkat kesuciannya.


Untuk informasi selengkapnya, silahkan memesan tabloid ini.  Terima kasih.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More