Senin, 25 April 2011

Kisah Garudeya dan Samudra Manthana di Candi Ceto, Jateng (5), "Pohon Emas di Gunung Himawan"

Ketika Sang Garuda melihat kakak beradik itu berada di sebuah telaga di lereng Gunung Himawan. Segera disambarnya kedua makhluk tersebut dengan kedua cakarnya. Konon dikisahkan di lereng timur Gunung Himawan terdapat sebuah pohon emas yang sangat besar ukurannya. Salah satu dahannya berukuran panjang 100 yojana. Di kaki pohon raksasa ini tinggallah sejumlah 60 ribu pendeta kurcaci (makhluk kecil sebesar ibu jari-red) yang disebut Walakieya.



Ilustrasi (http://upload.wikimedia.org)

Setelah terbang berkelana ke berbagai tempat dan memangsa makhluk-makhluk yang berperangai jahat bertemulah Sang Garuda dengan ayahnya pendeta Kesyapa. Dari ayahnya Sang Garuda mendapat petunjuk agar pergi ke Gunung Himawan. Namun di sana terdapat dua orang kakak beradik yaitu Wibawasu dan adiknya Supratika. Kedua orang ini memiliki sifat buruk yaitu pemberang dan loba. Mereka tengah bertengkar memperebutkan harta pusaka ayah mereka.
Kerasnya pertengkaran mereka itu, sehingga  mereka saling mengutuk satu sama lain. Sang Kakak mengutuk adiknya menjadi seekor gajah raksasa setinggi 6 yojana (1 yojana = seribu depa) dan panjang badannya 12 yojana. Sementara sang adik mengutuk kakaknya  menjadi seekor kura-kura raksasa dengan tinggi 3 yojana dan lingkar badannya 10 yojana. Karena pertarungan kakak adik itu terjadi di sebuah telaga, di mana mereka inum air akibatnya  membawa bencana bagi satwa lainnya. Atas saran pendeta Kesyapa, Sang Garuda diperintahkan untuk memangsa  kedua makhluk tersebut.
Demikianlah ketika Sang Garuda melihat kakak beradik itu berada di sebuah telaga di lereng Gunung Himawan. Segera disambarnya kedua makhluk tersebut dengan kedua cakarnya. Konon dikisahkan di lereng timur Gunung Himawan terdapat sebuah pohon emas yang sangat besar ukurannya. Salah satu dahannya berukuran panjang 100 yojana. Di kaki pohon raksasa ini tinggallah sejumlah 60 ribu pendeta kurcaci (makhluk kecil sebesar ibu jari-red) yang disebut Walakieya.
Sekalipun bertubuh kecil, mereka ini dikenal sangat sakti, karena makanan makhluk-makhluk ini  hanya berupa sinar mathari. Mereka inilah sesungguhnya yang dulu menyerahkan dua butir telur kepada pendeta Kesyapa sebelum kemudian diserahkan kepada istrinya Dewi Winata. Sang Garuda dan kakaknya Aruna adalah buah dari  doa dan mantera Walikilya ini, oleh karena itu tidak  mengherankan jika Sanag Garuda  memiliki kesaktian yang luar biasa. 


Untuk informasi selengkapnya, silahkan memesan tabloid ini.  Terima kasih.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More