Selasa, 26 April 2011

Pura Dalem Rangkan, Kuwum, Marga, "Wangsit Pura Dalem Wisesa"


Sejarah mencatat, Pura Dalem Rangkan merupakan peninggalan Raja Mengwi yang selanjutnya diserahkan kepada Belayu untuk dipelihara. Pura ini merupakan saksi kebesaran Hyang Widhi menjawab yasa tulus dari leluhur Raja Mengwi untuk mengalahkan Panca Baya ketika merabas hutan untuk membuat wewidangan. Pura Dalem Rangkan berasal dari kata Urangka (saung) keris.


Reporter & Foto : Ida Ayu Made Sadnyari  


Terwujudnya Pura Dalem Rangkan, berlokasi di Desa Kuwum, Marga, Tabanan lekat dengan kisah pejalanan leluhur Raja Mengwi nyelehin wewidangan, sekitar Tahun 1300 M. Ini tersurat dalam Lontar Para Arya Tatwa yang kini dilestarikan oleh Ida Rsi Agung Oka Dwija, Griya Alit Kaleran Belayu, Dusun Umadiwang, Desa Batannyuh, Marga, Tabanan.
Awalnya tidak banyak yang tahu history keberadaan Pura denga luas 20 Are ini, posisinya berjejer dengan dua buah pura di sebelah timurnya, yaitu Pura Mrajapati dan Pura Dalem Wisesa, ketiganya masih memiliki keterkaitan. Adanya sumber-sumber lontar yang menyebutkan pendirian pura ini, membuat keyakinan masyarakat pangempon kian kuat untuk menghaturkan bhakti pada kebesaran Ida Sasuhunan.
I Wayan Wiryana, Prebekel Desa Kuwum didampingi oleh Jro Mangku Made Wita, pemangku Pura Dalem Rangkan memaparkan saat ini purana pura memang belum ada. Namun upaya untuk membuat salinan sejarah kelahiran pura sudah dalam proses. Hal ini memerlukan waktu yang alot, sebab urusan dengan niskala tidak boleh asal-asalan, semua harus lewat perencanaan matang.
Secara garis besar I Wayan Wiryana memaparkan Pura ini merupakan saksi perjalanan leluhur Raja Mengwi membabat hutan untuk membuka tempat pemukiman seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Dikisahkan, perjalanan A. A. Gd. Agung dimulai dari Puri Klungkung sekitar Tahun 1300-1400 M menuju Bali Tengah nyelehin wewidangan.
Sampailah Ida di daerah Marga dan meyasa di Pura Puncak Mangu atas restu Raja Marga sebagai pemilik kekuasaan di daerah tersebut. Ida ingin membuka lahan di alas sebelah selatan Marga yang disebut urat Marga.
Hasil melaksanakan yasa disampaikan kembali kepada Raja Marga, akhirnya diizinkan merabas hutan urat Marga. Leluhur Raja Mengwi beserta pengikutnya merabas hutan urat Marga namun Panca Baya menghambat proses pembabatan hutan, terutama gangguan isin alas ini berasal dari segerombolan semut yang jumlahnya sangat banyak, tidak masuk diakal. Saking banyak dan berbahaya semut tersebut hingga mematikan salah seorang pangiring Ida dalam merabas hutan.
Kejadian ini menyebabkan Ida kembali melaksanakan yasa, kali ini dilakukan di Pura Dalem Wisesa. Saat itu kondisi Pura Dalem Wisesa masih sangat sederhana, hanya berupa Batur Capah (gegumukan), namun tengetnya lingkungan pura sudah tidak terbantahkan, kapingit oleh Ida Sang Hyang Pasupati.
Tidak sia-sia kesabaran serta keyakinan Ida melaksanakan yasa kerthi, Hyang Widhi memberikan restu. Hasil meyasa di Pura Dalem Wisesa, Ida mendapatkan wangsit untuk menancapkan keris pusaka yang dibawa dari Puri Klungkung di lokasi Pura Dalem Rangkan saat ini. Urangka keris diletakkan di bawah menghadap ke kaja kangin. 

Untuk informasi selengkapnya, silahkan memesan tabloid ini.  Terima kasih.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More