Selasa, 26 April 2011

Ida Bagus Gede Suparta, "Penyembuh Alternatif Lewat Tenaga Dalam dan Air Putih"


Layaknya air yang mengalir tiada tahu ke mana arahnya, hanya mengalir dan mengikuti kelokan sungai. Demikian perjalanan spiritual Ida Bagus Gede Suparta mengikuti suratan Hyang Widhi hanya tetap berusaha melakukan yang terbaik semampunya. Profesi sebagai karyawan hotel tidak mengurungkan niatnya membantu sesama yang dalam kesusahan dan kesakitan. Seperti apa perjalanan putra sulung Ida Pedanda Gede Telaga, asal Griya Gede Telaga, Sanur? Berikut liputannya.


Reporter & Foto : Ida Ayu Made Sadnyari

 Ida Bagus Gede Suparta

Sebagai sulung dari lima bersaudara, rupanya sikap bertanggung jawab ditunjukkan oleh Ida Bagus Gede Suparta, pria kelahiran 28 Oktober 1967 silam. Ia terlahir di Surabaya namun darah Bali begitu lekat di dirinya bahkan Tuhan berkehendak lain menjadikannya sebagai jembatan penghubung untuk menyalurkan wahyu Hyang Widhi pada umat yang membutuhkan pertolongan.
Ini pun terjadi secara tidak sengaja dan tidak dibuat-buat, Gusde demikian kerap disapa telah menyelesaikan pendidikan sastra inggris di Warmadewa. Selanjutnya mulai bekerja sejak Tahun 1987 di Hotel Melia Bali hingga kini.
Kegiatan membantu orang-orang yang dalam kesusahan maupun sakit kini menjadi rutinitas yang tidak bisa ditinggalkan lagi sejak dua tahun lalu.
“Kurang lebih sejak dua tahun Gusde memberikan pertolongan, namun bukan balian. Sebelumnya Atu Pedanda yang menerima orang-orang yang sakit dan kesusahan, ternyata menurun pada anak pertama,” jelas Ida Pedanda Gede Telaga.
Ida Pedanda  sangat bersyukur karena kemampuan menolong tersebut menurun pada putra Ida, sehingga aktivitas kesulinggihan dalam spiritural bisa terpusatkan. Diakui, Gusde memang rajin meditasi dan sembahyang. Apa yang kini diberikan pada umat yang membutuhkan adalah hasil pembelajarannya secara otodidak tidak lepas dari tuntunan Ida Pedanda  serta wahyu dari Hyang Widhi.
 “Pertamakali mengobati teman-temannya di hotel. Atu pedada setengah percaya tadinya, akhirnya ya memang Ida Bhatara sueca dan pinunas-pinunas nak gelem bisa sembuh. Biasanya kan yang sakit sudah ditolak dokter, baru mencari pengobatan non medis, alternatif istilahnya. Klo dokter sudah menyerah disarankanlah ke alternatif. Terbukti sudah banyak yang berhasil sembuh, sebagian besar sakit non medis, ” papar Ida Pedanda.
Orang-orang yang datang berobat berasal dari seluruh Bali, berita memang cepat menyebar dari mulut ke mulut apalagi jika memang terbukti menyembuhkan. Pengobatannya dengan tenaga dalam melalui meditasi yang telah dilatih cukup lama. Penangkilan yang datang terlebih dahulu dicek dengan tenaga sehingga kelihatan penyakit yang diderita apakah medis atau nonmedis.  
Selanjutnya dilakukan pangelukatan untuk membersihkan kotoran-kotoran dalam diri serta penyakit-penyakit yang diderita hanyud bersama air yang membasahi badan. Panglukatan hanya dengan daksina pejati, terkadang ditambah banten caru tertentu tergantung penyakit yang diderita.
Seperti yang TBA saksikan sendiri, satu keluarga melakukan panglukatan di Griya Gede Telaga. Proses yang berjalan cukup singkat namun meninggalkan makna mendalam bagi orang yang telah dilukat.

Rutinitas di Luar Profesi

Metode pengobatan yang dilakukan cukup sederhana dengan tenaga dalam yang telah dilatih melalui meditasi, tentu ada brata tertentu yang dilakukan sebagai pengorbanan untuk dapat mencapai kesucian menguatkan energy yang dipancarkan (disalurkan). Benar saja, lelaki berambut panjang ini sudah tidak mengkonsumsi daging sejak lima tahun silam sebagai salah satu brata.


Untuk informasi selengkapnya, silahkan memesan tabloid ini.  Terima kasih.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More