Selasa, 12 April 2011

Menelusuri Pura Pucak Panulisan, Sukawana, Kintamani (1)

Pura Pucak Panulisan di Desa Sukawana, Kintamani, Bangli memiliki banyak sebutan. Ada menamakan Pura Panarajon, ada pula menamai Pura Tegeh Koripan. Karena letaknya di Bukit Panulisan, orang-orang pun kebanyakan menyebut Pura Pucak Panulisan. Dan juga disebut Pura Ukir Padelengan.



 Pura Pucak Panulisan

Hawa dingin terus menusuk kebagian-bagian tulang rusuk saat menapaki setiap tangga menuju Pura Pucak Penulisan di Desa Sukawana, Kintamani Bangli. Pura ini berada di sisi jalan Singaraja-Bangli. Sesekali kabut turun memenuhi areal pura mengakibatkan jarak pandang sedikit terhalang.
Pura Pucak Panulisan di Desa Sukawana, Kintamani, Bangli, memang kerap disinggahi orang-orang. Tak sebatas orang Bali, juga tetamu asing yang berkunjung ke Bali. Tempat suci berjarak kira-kira 70 km dari Denpasar ini memiliki banyak sebutan. Ada menamakan Pura Panarajon, ada pula menamai Pura Tegeh Koripan. Karena letaknya di Bukit Panulisan, orang-orang pun kebanyakan menyebut Pura Pucak Panulisan. Dan juga disebut Pura Ukir Padelengan. Kepala Desa Sukawana I Wayan Jasa, selaku tokoh masyarakat setempat menuturkan pengemongnya adalah krama Gebog Domas yang terdiri dari 30 desa pakraman, dan satu dari Desa Pausan, Payangan, Gianyar, dan ada warga Tamyak yang tinggal di Pecatu, Badung dan Jembrana serta Tabanan.
Dari Gebog Domas tersebut terdiri dari empat Gebog satak yakni GS Sukawana, GS Kintamani, GS Selulung dan GS Bantang dari itu sekitar 25 Ribu KK.
Mengenai pepranian (piodalan) dilaksanakan setahun sekali pada Purnamaning kapat dengan mengunakan 1 ekor kerbau dan 1 ekor kijang. Kemudian upacara penyatur buana dilaksanakan setiap 10 tahun sekali (dasa warsa) dengan menggunakan 4 kerbau, 1 kijang sebagai sarana utama.
Sejak dibacakannya dan disalinnya lontar Catur Darma kalawasan krama pangempon Pura Pucak Kahyangan Jagat Pucak Penulisan yang ada di Desa Sukawana, Kecamatan Kintamani, Bangli muncul ide untuk melaksanakan upacara yadnya yang disebut dengan karya pangurip jagat Bali kabeh yang memiliki makna sebagai upaya niskala untuk menciptakan atau membangkitkan kekuatan Bali secara niskala.
Upacara pengurip jagat Bali Kabeh di Pura Pucak  Kahyangan Jagat Pucak Penulisan, Desa Sukawana, Kintamani Bangli dilaksanakan mulai dari 9 Oktober hingga 2 November 2010.
“Lontar ini baru kami salin beberapa waktu lalu dan dari sana baru diketahui upacara ini ternyata sudah pernah dilaksanakan oleh Raja Bali terakhir yakni Sri Tapulung yang bergelar Sri Astasura Ratna Bumi Banten yang diperkirakan dilaksanakan sekitar 700 tahun  silam,” kata Wayan Jasa yang juga selaku Mekel (kades) Desa Sukawana, Kintamani....

Untuk informasi selengkapnya, silahkan memesan tabloid ini.  Terima kasih.
Penulis : Budikrista

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More